Kupang, BentaraNet – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui Water for Women Project (WfW Project) melakukan diseminasi atau menyebarkan hasil pengambilan data dasar (baseline) dalam upaya mengkaji dampak perubahan iklim terhadap isu air dan sanitasi di Kota Kupang.
Kegiatan yang berlangsung di aula Hotel Neo-Aston Kupang, Selasa (25/07/2023) ini, menghadirkan kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan (Pokja-AMPL), Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Poltekes Kupang, Sanitarian, dan tim baseline.
Hadir sebagai narasumber, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Persatuan Tuna Daksa Kristiani (Persani) NTT.
Selain diseminasi hasil baseline, bersamaan dengan kegiatan ini, dilakukan pelatihan Studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) bagi enumerator atau asisten peneliti yang akan mengambil data di lapangan.
Baseline telah dilakukan selama lebih dari dua minggu dengan jangkauan wilayah pengambilan data meliputi Kelurahan Nefonaek, Kelurahan Maulafa, Kelurahan Oebufu, dan Kelurahan Naioni.
“Diseminasi hasil baseline ini bertujuan menyebarkan hasil kajian awal terkait dampak dari perubahan iklim terhadap isu air dan sanitasi di Kota Kupang, lalu terkait studi EHRA, kita juga sekaligus melakukan pelatihan untuk enumerator atau asisten peneliti,” kata Juliani Talan selaku Provincial Coordinator WfW Project di NTT dalam rilis yang diterima BentaraNet.
“Dari Diseminasi ini, kita berharap hasil baseline ini digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan strategi atau kebijakan air dan sanitasi yang berketahanan iklim khusunya di Kota Kupang,” lanjutnya.
Terkait studi EHRA, Juliani mengatakan pihaknya melatih enumerator dengan harapan dalam berproses di lapangan, tim enumerator benar-benar memahami pengisian form studi EHRA dengan baik, memahami dan mampu melakukan wawancara dengan responden yang berkebutuhan khusus atau disabilitas.
“Selanjutnya yang terakhir, dalam pelatihan ini juga kita sekaligus dapat menentukan jumlah kecamaatan, desa dan juga jumlah rumah tangga yang akan didatangi,” kata Ani menjelaskan hal ini.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kupang, Djidja Kadiwanu, SE, MM, dalam sambutannya, mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang pernah dilakukan di Aula Bappeda, satu di antaranya adalah membangun kesepakatan terkait diseminasi hasil baseline.
“Hari ini, kita difasilitasi oleh narasumber dari Universitas Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Plan Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Pemerintah Kota Kupang menyampaikan terima kasih untuk Plan Indonesia yang sudah bersedia memfasilitasi kegiatan ini.
“Kita sadar betul bahwa setiap apa yang dilaksanakan terkait persoalan di Kota Kupang, kita sangat membutuhkan kerja sama, sehingga untuk itu Pemerintah Kota Kupang welcome atau membuka pintu untuk saudara-saudara kita yang berkontribusi untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada di Kota Kupang termasuk sanitasi,” ujarnya.
Kota Kupang baru saja melakukan deklarasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) pilar 2 cuci tangan pakai sabun (CTPS).
“Ternyata kalau saja saudara-saudara kita, masyarakat kita paham terkait hidup bersih dan sehat tentunya kita tidak perlu lagi menyampaikan secara berulang-ulang kepada mereka, mulai dari sosialisasi dan seterusnya. Oleh karena itu, saya berpesan kepada kita semua, mari kita manfaatkan waktu dan kesempatan yang sangat baik ini untuk sharing saling tukar pikiran dengan yang lain,” pungkas Djidja.