• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Tuesday, September 9, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home Humaniora

Mengenal Ritual Gwal’le Lol’lo Mas’sa Do’a Saat Even Eksplorasi Budaya Lembata

by BentaraNet
in Humaniora
0

Masyarakat adat etnis Lamatuka / Sumber : Kominfo Lembata

0
SHARES
88
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Banitobo – Salah satu titik safari budaya dalam agenda event Eksplorasi Budaya Lembata Sare Dame adalah desa Banitobo, Kecamatan Lebatukan pada Kamis (10/2/2022).

Di desa ini, masyarakat adat etnis Lamatuka melaksanakan ritual Gwal’le Lol’lo Mas’sa Do’a. Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday bersama rombongan savari budaya turut menyaksikan ritual ini.

Ritual sakral ini dilakukan masyarakat setempat untuk mendamaikan para pihak yang bertikai. Secara harafiah, Gwal’le Lol’lo Mas’sa Do’a memiliki arti tukar sirih pinang, panggil masuk.

Jika diterjemahkan dalam konteks tujuan ritual adat, maka ritual ini diyakini oleh masyarakat adat Lamatuka sebagai salah satu ritual untuk menyatukan kembali pihak-pihak yang bertikai agar hidup dalam persaudaraan.

“Ritual ini dibuat mulai dari pintu masuk hingga di dalam rumah adat atau rumah suku. Ritual dilakukan oleh para dukun (Molan) atau orang yang dipercayakan secara khusus,” kata Piter Ruing, salah satu masyarakat adat Lamatuka.

Piter menjelaskan, ritual ini juga dilakukan dengan memerhatikan konflik yang terjadi. Apakah konflik yang terjadi adalah konflik ringan atau konflik yang terbilang berat dan telah lama dibiarkan terjadi.

RelatedPosts

Rapat Audiens Bersama Formalen di DPRD Lembata Ricuh, John Batafor Hardik Ciku Namang

Rapat Audiens Bersama Formalen di DPRD Lembata Ricuh, John Batafor Hardik Ciku Namang

September 8, 2025

Breaking News: 4 Kepala Keluarga di Desa Aewoe Mauponggo Masih Terjebak Banjir

September 8, 2025

Secara umum, ritual ini dibagi ke dalam dua tahap yakni Gwal’le lol’lo dan Mas’sa do’a.

Gwal’le lol’lo dilakukan di pintu masuk rumah yang dimulai dengan penukaran tempat kapur sirih atau bewasa dari kedua pihak yang bertikai. Pertukaran bewasa dilakukan sebanyak empat kali.

Setelah empat kali pertukaran bewasa, kedua pihak kemudian makan sirih pinang bersama-sama. Pertukaran bewasa dan makan sirih pinang ini menandakan bahwa kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan sepakat untuk berdamai.

Tahapan selanjutnya adalah Mas’sa Do’a. ‘Mas’sa Do’a adalah ritual memanggil kedua pihak yang bertikai masuk ke dalam rumah suku.

“Paggilan untuk masuk rumah suku ini dilakukan sebanyak empat kali. Pada panggilan pertama sampai ketiga, yang dipanggil tidak boleh menjawab. Yang dipanggil baru bisa menjawab pada panggilan yang keempat,” Piter menjelaskan.

Setelah menjawab, barulah yang dipanggil boleh masuk kedalam rumah dan bersalaman dengan tuan rumah.

Setelah sama-sama berada di dalam rumah, rangkaian ritual dilanjutkan dengan makan bersama atau Betti Golle. Yang menjadi acara inti dari Betti Golle ini adalah saling suap antara kedua belah pihak yang telah berdamai.

“Saling suap makanan memberi pesan perdamaian yang luhur dari ritual Gwal’le Lol’lo Mas’sa Do’a. Kehidupan manusia dengan berbagai persoalan sosial termasuk pertikaian dengan sesama harus bisa diselesaikan,” ungkapnya.

Penyelesaian tidak hanya berhenti pada saling memaafkan dan berdamai, tetapi lebih dari itu harus bisa saling mendukung untuk mencapai kemajuan hidup bersama. “Saling suap makanan memberi pesan hidup saling membantu dan bekerjasama dalam hidup setelah berdamai. Inilah persaudaraan sejati,” pungkasnya.

Sementara itu Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday yang turut menyaksikan ritual ini memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat adat yang turut memperkenalkan ritual ini kepada masyarakat Lembata dan dunia, khususnya generasi muda.

Dia mengatakan, pemerintah hadir, menyatu dan menemukan bahwa sembilan komunitas adat yang mereka kunjungi merasa sangat dihargai selama safari budaya ini.  

“Mereka merasa dihargai, derajat mereka terangkat dan peran mereka diwariskan dan hidup sampai dengan hari ini,” kata Thomas.

“Kedua, Peran suku juga dihidupkan kembali. Setiap suku menyadari bahwa peran mereka diwariskan oleh para leluhur kita. Ada yang berperan di utara, selatan, timur dan barat. Tetapi ada juga yang berperan di pusat, Uak Tukan Waimatan, Lewopuken Tanah Alate,Belen Raya, Kepitan Kepala.” (Red)

Next Post

Lukman Riberu Serahkan Bantuan Tahap Dua Renovasi Kapela Menino Jesus Lewolaga

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Breaking News: 4 Kepala Keluarga di Desa Aewoe Mauponggo Masih Terjebak Banjir

9 hours ago
Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Pengesahan RPJMD 2025–2029

Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Pengesahan RPJMD 2025–2029

11 hours ago
Polres Lembata Wawancarai Kepala Kemenag Terkait Musda IV MUI

Polres Lembata Wawancarai Kepala Kemenag Terkait Musda IV MUI

11 hours ago
Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Penyerahan SK 650 CPNS

Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Penyerahan SK 650 CPNS

11 hours ago
Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Reses DPRD

Polres Lembata Lakukan Penggalangan Jelang Reses DPRD

11 hours ago

Kasus Pelecehan Seksual Tertinggi di Nagekeo

22 hours ago

49 Atlet Nagekeo Berlaga di POPDA NTT 2025

1 day ago

Popular News

  • Breaking News: 4 Kepala Keluarga di Desa Aewoe Mauponggo Masih Terjebak Banjir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Pelecehan Seksual Tertinggi di Nagekeo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rapat Audiens Bersama Formalen di DPRD Lembata Ricuh, John Batafor Hardik Ciku Namang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gelombang Dukungan Petisi Tolak Pemecatan Kompol Kosmas Capai 84 Ribu Tanda Tangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 49 Atlet Nagekeo Berlaga di POPDA NTT 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In