Lewoleba – Banyak aset dan peralatan produksi sumbangan untuk pelatihan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lembata tertumpuk di gudang atau ruko kompleks Pasar Lamahora. Mesin-mesin produksi ini sudah lama tidak disalurkan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Lembata.
Hal ini terkuak saat Plt Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Lamahora, Lewoleba pada Jumat (13/8/2021).
Beberapa barang produksi seperti mesin pengupas kolang-kaling, freezer, mesin ukir, mesin penggoreng atau deep fryer, spiner, mensin pengemas, mesin pengupas dan sangrai kopi, mesin pembuat tepung dan masih banyak peralatan produksi untuk pelatihan lainnya menumpuk begitu saja di gudang.
Menariknya, beberapa staf tampak kesulitan membuka pintu gudang penyimpanan peralatan produksi ini. Pintu gudang di bagian dalam ruko Pasar Lamahora ini tampak sudah berkarat. “Ini karena sudah lama tidak dibuka,” kata Thomas Ola Langoday.
Mesin yang tidak didistribusikan ini harusnya digunakan untuk kegiatan pelatihan industri olahan berbasis sumber daya alam oleh Diskoperindag Kabupaten Lembata yang dianggarkan pada tahun 2018, 2019 bahkan tahun 2015.
Thomas Ola Langoday menyangkan barang bantuan untuk UMKM ini tidak bermanfaat. “Sayang sekali ini. Yang kami temukan adalah kita punya aset yah, peralatan dan mesin yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh UKM kita,” ucapnya.
Thomas memastikan para pihak yang mengajukan proposal ini sedang menunggu bantuan ini, namun selama ini tidak didistribusikan.
Padahal, jika peralatan ini didistribusikan dan program pelatihan dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin Diskoperindag Kabupaten Lembata akan menghidupkan iklim UMKM di Kabupaten Lembata.
“Nah artinya pengusaha kita ini usaha kecil menengah dan mikro ini sedang menunggu sebenarnya. Kami mau berproduksi tapi kami punya alat tidak ada. Kami produksi dengan manual. Jadi ini menjadi barang mati,” kata Thomas Ola Langoday.
“Kita kaya dengan aset tetapi tidak mampu mendatangkan produktifitas. Bayangkan kalau semua ini dimanfaatkan dengan baik ini mungkin belasan bahkan 20-an UKM kita bergerak serentak ini. Nah inilah Lembata produktif itu mesti di sini,” imbuhnya.
Thomas Ola Langoday mengarahkan Kepala Dinas Koperindag, Longginus Lega agar menata kembali semua aset berupa peralatan atau mesin produksi yang tertumpuk ini. Dia meminta agar semua peralatan ini segera disalurkan ke pengusaha-pengusaha kecil yang membutuhkan.
“Harus kembali ke orang yang membutuhkan. Tidak boleh peralatan ini lari ke orang yang tidak membutuhkan. Nanti akan jadi mubazir lagi.”
“ Saya minta Pak As (Asisten II Setda Lembata, Paul Kedang) dan Pak Kadis untuk coba melihat regulasi yang terkait dengan hibah. Bila perlu hibah bersyarat atau kerja sama operasional pada aset-aset kita ini. Karena ini nilainya sangat luar biasa. Nah bayangkan kalau semua ini kita manfaatkan dengan baik,” lanjutnya.
Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Lembata, Longginus Lega yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, kendala distribusi peralatan ini terletak pada bermasalahnya nomenklatur belanja. Longginus mengatakan, saat ini nomenklatur semua peralatan ini sudah dialihkan dari barang percontohan menjadi aset tetap lainnya.
“Nah itu kemungkinan untuk hibah itu sudah terbuka. Sekarang dengan mesin-mesin yang ada ini kita telusuri kembali siapa yang kemarin, UKM-UKM mana yang mengajukan proposal kemarin. Nah itu yang kita turunkan tim ke bawah untuk lihat kesiapan kelompok terus kita akan distribusikan sesegera mungkin,” kata Longginus. (Red/Prokopim Setda Lembata)
Aduh kasihan saya pernah buat proposalnya 2016 permintaan mesin sangarai atau penggoreng biji Kopi Dan pengemasan sampai hari ini belum dî jawab jg
Ibu saya pembuat abon ikan
Dan sdh di nikmati banyak orang. Ada mesin suwir ikan yg di suplay oleh Plan dan kopernik dlm program mata kail tahun lalu.
Kesulitannya sekarang adalah peralatan yg belum memadai. Kalo ada Freser dandang dan spiner kalo bisa kasi mama sy di 7 Maret Lewoloba selatan k. Terimaka