Maumere – Sejumlah wartawan di Kabupaten Sikka yang tergabung dalam Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) menyalurkan 1.170 butir telur ayam kepada anak-anak stunting.
Penyaluran bantuan ini berlangsung di Rumah Rtunting yang berlokasi di eks Puskesmas Kopeta, Perumnas Maumere, Selasa (22/12/2020).
“Ini kado Natal untuk anak-anak stunting. Semoga tumbuh sehat, kuat, dan cerdas,” ungkap Sekretaris AWAS, Vicky da Gomez di depan anak-anak stunting dan ibu mereka.
Bantuan telur ayam kepada anak stunting ini merupakan gagasan spontanitas para wartawan.
Ada tiga hal yang mendorong lahirnya gagasan ini. Pertama, jumlah anak stunting di daerah itu sudah mencapai 4.010 anak.
Kedua, rendahnya porsi anggaran pengadaan telur ayam untuk anak stunting pada tahun 2021.
Dari hitungan teknis instansi, anggaran pengadaan telur ayam senilai Rp 2,1 miliar. Namun APBD Sikka hanya mengakomodir Rp 100 juta yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU).
Ketiga, mendukung tekad Bupati Sikka, Rpby Idong agar Sikka bebas stunting pada tahun 2022.
Sebanyak 20 wartawan mendatangi Rumah Stunting sekitar pukul 10.30 Wita. Mereka disambut Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Sikka, Martina Pali dan sejumlah pengelola Rumah Stunting.
Para orang tua anak stunting ikut menyambut kedatangan wartawan dengan menyerukan yel-yel salam sehat. Tampak mereka begitu bersemangat sambil menggendong anak mereka.
Setiap anak stunting mendapatkan 1 papan telur ayam. Ketentuan mengonsumsi telur ayam, sesuai petunjuk teknis pengelola Rumah Stunting.
Sementara itu, Siska Manggo, seorang warga penghuni Rumah Pemulihan Stunting kepada media ini mengucapkan terima kasih kepada sejumlah wartawan yang sudah memberikan bantuan kepada anak stunting.
“Terimahkasih banyak untuk para wartawan yang sudah peduli dengan anak stunting sehingga bantuan ini bisa bermanfaat untuk pertumbuhan anak kami,” ujarnya.
Dirinya juga berharap Pemerintah Kabupaten Sikka ebih memerhatikan anak-anak di Kabupaten Sikka, khususnya anak yang Mengalami stunting.
Untuk diketahui di Rumah Stunting terdapat 32 anak yang mengikuti program pemulihan selama 6 bulan sejak Juni 2020. Program pemulihan mengadopsi metode Kolombia. Metode terbukti ini sangat berhasil dengan capaian 96 persen.