Nele Lamadike – Alumni dan awardee beasiswa LPDP yang tergabung dalam organisasi Mata Garuda NTT menyalurkan sejumlah bantuan kepada para pengungsi korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur dan Lembata.
Beras ukuran 20 Kg sebanyak 30 karung, mie instan 20 dos, telur ayam 24 papan dan minyak goreng curah ukuran 5 liter sebanyak 8 jerigen mereka salurkan untuk para pengungsi korban bencana banjir bandang.
Pada Minggu (11/4) lalu, mereka menyalurkan bantuan di dua desa di Kabupaten Lembata yakni di Posko Waowala dan Lamawara. Sedangkan pada Sabtu (24/4) mereka kembali menyalurkan bantuan di dua desa terdampak di Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, yakni Desa Nobo dan Nele Lamadike.
Saat menyalurkan bantuan ini, perwakilan Mata Garuda NTT yakni Koordinator Lapangan Mata Garuda Wilayah Lembata, Klemen Maksimus dan Koordinator Lapangan Mata Garuda Wilayah Adonara, Longginus Laga Belan juga berdialog dengan sejumlah warga.
Seusai dengan berdialog, Longginus mengatakan, hingga saat ini pengungsi masih membutuhkan bantuan sembako dan kebutuhan dasar lainnya. Sembako dan kebutuhan dasar lain ini, lanjutnya, masih dibutuhkan hingga setidaknya enam bulan ke depan selama masa pemulihan.
Pembebasan lahan di Desa Nobo Gayak hingga saat ini belum dilakukan atau masih menemukan beberapa kendala. Oleh karena itu, para pengungsi untuk waktu yang tidak bisa ditentukan akan bertahan di rumah-rumah tetangga atau keluarga mereka.
“Masalah ini kan masih ada pembebasan tanah sehingga faktor utama ada pembebasan tanah sehingga mereka belum bisa membangun. Untuk sementara mereka masih tinggal bersama keluarga. Pemerintah desa menyalurkan sembako, tetapi untuk ke depan mereka masih butuh obat-obatan, pakaian dan juga sembako,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Mata Garuda Wilayah Lembata, Klemen Maksimus mengatakan, salah satu visi LPDP adalah kembali untuk membangun negeri. “Sehingga saat-saat begini kita kembali untuk ambil bagian dalam penanganan pasca bencana,” kata Klemens.
Senada dengan perwakilan LPDP, Kepala Desa Lamanele, Pius Pedang mengatakan, saat ini pemerintah desa sedang menyiapkan skema penanganan pasca bencana untuk pengungsi selama enam bulan ke depan. Satu di antaranya adalah menyiapkan sembako dan obat-obatan untuk para pengungsi hingga enam bulan ke depan.
Enam bulan ini merupakan masa dimana pengungsi bertahan di posko utama pengungsian sambil menunggu rumah mereka dibangun pemerintah. Meski demikian, pemerintah desa juga tidak menahan para pengungsi yang memilih kembali ke rumah mereka atau keluarga mereka.
“Tetapi sembako tetap kami salurkan ke rumah-rumah yah. Sehingga ke depan kami tetap masih mengharapkan uluran tangan dari semua pihak ditambah dengan kemampuan pemerintah yang ada saat ini,” pungkas Pius.
Berbeda dengan Nobo, saat ini Pemerintah Desa Nele Lamadike telah menyiapkan lahan untuk relokasi warga yang terdampak banjir bandang pada Minggu (4/4) lalu. Mata Garuda NTT juga menyalurkan sumbangan dari Universitas Papua Manokwari yang dikirim dari Papua melalui Mata Garuda NTT. (Red)