• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Monday, October 20, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Tetes Air Mata Maria di Taman Daun, Setelah Dipulangkan dari Pengungsian

by BentaraNet
in Uncategorized
0
Tetes Air Mata Maria di Taman Daun, Setelah Dipulangkan dari Pengungsian

Maria Gunu, warga desa Amakaka saat berada di Taman Daun Bluwa, Lewoleba Barat. Maria menceritakan keluh kesahnya saat dipulangkan dari posko pengungsian Kantor Camat Nubatukan / Foto : BentaraNet

0
SHARES
517
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Senin, 17 Mei 2021, ditemani kaka ipar dan anak bayinya, Maria Gunu menyambangi Taman Daun di kawasan Bluwa, Lewoleba Barat. Di hadapan Koordinator Relawan Taman Daun, John S J Batafor dan beberapa relawan, wanita paruh baya ini mengungkapkan keluh kesahnya.

Dia menangis, sambil menggendong anaknya. Di halaman depan Taman Daun, saat hari sudah mulai gelap, Maria mengisahkan bahwa dia tidak memiliki rumah sejak dipulangkan Pemerintah Kabupaten Lembata dari kantor Camat Nubatukan beberapa hari yang lalu.

Warga Amakaka, Kecamatan Ile Ape Timur ini merupakan penyintas banjir bandang dan longsor yang merenggut 68 korban jiwa dan menghancurkan ratusan rumah di Kabupaten Lembata awak april lalu. Suami dari ibu tiga orang anak ini masih berada di perantauan, tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.

Pulang ke Desa Amakaka bukan pilihan tepat baginya, saat semua warga di desa ini memilih tinggal di kebun. Maria tidak punya gubuk di kebunnya.

Untuk sementara dia bersama ketiga orang anaknya tinggal di rumah kakak iparnya yang berada di Lamahora. Ukuran rumah ini tidak cukup untuk dia dan anak-anak. “Kalau di kebun saya bisa lebih nyaman urus anak-anak sambil kerja kebun,” ungkap Maria.

RelatedPosts

LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

October 19, 2025
Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

October 19, 2025

Maria memilih untuk meninggalkan pengungsian, saat diberikan dua pilihan oleh pemerintah yakni pulang ke rumah atau menetap di posko pengungsi kantor Camat Nubatukan yang berada di Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata.

“Semua orang memilih pulang, tidak mungkin saya sendiri di pengungsian. Kalau dikasih pilihan begitu, saya pasti memilih untuk pulang meski susah,” ungkap Maria.

John Batafor malam itu juga berjanji akan membangun rumah hunian sementara bagi Maria di kebunnya. Hanya John memastikan, pilihan Maria menetap di kebun adalah keputusan yang tepat dan tidak berubah.

Kebetulan, saat itu Relawan Komunitas Taman Daun juga sedang membangun 41 unit rumah hunian sementara di Waisesa bagi para penyintas. Wilayah Waisesa juga jadi kawasan relokasi warga korban banjir bandang dan longsor dari beberapa desa.

John dan relawan komunitas Taman Daun lainnya selalu mengedepankan spirit gemohing untuk membantu para penyintas. “Kami siapkan material untuk bangunan seperti balok, usul, tripleks, seng dan lain-lain, nanti bapa, mama mereka ajak keluarga yang tukang untuk kita kerjakan sama-sama,” kata John disanggupi Maria dan kakak iparnya.

John menambahkan bahwa semua unit rumah yang dibangun, akan segera diisi dengan Solar Cell sebagai alat bantu penerangan, “dan kebutuhan lain yang membutuhkan tenaga listrik,” ungkapnya.

Relawan Taman Daun mendirikan rumah hunian sementara untuk Maria Gunu, warga desa Amakaka di wilayah kebun warga Waisesa / Foto : Istimewa

Rabu, 19 Mei 2021, secara gemohing, Komunitas Relawan Taman Daun bersama hampir rampung mengerjakan rumah hunian sementara bagi Maria dan tiga orang anaknya.

Apa yang dikhawatirkan John sebelumnya terbukti. Bisa jadi Maria bukan satu-satunya penyintas yang memiliki nasib yang sama setelah dipulangkan dari posko pengungsian. Menurut John, setiap penyintas punya beban yang berbeda saat meninggalkan pengungsian.

Tidak semua penyintas juga berani menceritakan keluh kesahnya seperti ibu Maria. “Lebih ekstrimnya lagi, tidak semua orang punya keluarga dan tidak bisa berkeluh kesah. Dan kita tidak tahu kondisi mereka,” ungkap John.

Pemerintah Kabupaten Lembata menurut John, harusnya memastikan penyintas tidak mengalami kesulitan saat mereka pulang ke rumah. John berharap agar hal yang terjadi pada Maria ini tidak terjadi lagi bagi para pengungsi lainnya.

“Mulai dari dimana mereka tinggal, dengan siapa, apa kebutuhan mereka untuk sementara waktu. Ini harus benar-benar dipastikan agar mereka tidak menghadapi persoalan baru saat keluar dari pengungsian,” imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Lembata dalam beberapa waktu belakangan telah memulangkan pengungsi dari desa Waimatan yang berada di posko SMP St Pius Lewoleba, dan pengungsi asal desa Lamagute dan Amakaka di posko Kantor Camat Nubatukan.

Sementara itu, para penyintas asal desa Lamawolo saat ini masih bertahan di posko SMP Negeri 1 Nubatukan. (Red)

Next Post
Teater Murin Boleng Hadirkan Literasi Budaya Dalam Kehidupan Masyarakat

Teater Murin Boleng Hadirkan Literasi Budaya Dalam Kehidupan Masyarakat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

1 day ago

Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

1 day ago

Dukung Swasembada Pangan, Pempus Alokasi Anggaran 21 M untuk Nagekeo

2 days ago

Harga Bawang di Nagekeo Relatif Stabil

2 days ago
Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq memantau anakan jambu mente di kompleks manajemen PT TTI, desa Waibao, Flores Timur / Foto : Humas Pemda Lembata

Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

3 days ago

Semarak Hari Santri 2025, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyah Mbay Gelar Berbagai Perlombaan

3 days ago
Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

3 days ago

Popular News

  • Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In