Lewoleba – Marlin Liarian salah satu difable di Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata mengaku bersyukur bisa mengikuti latihan pembuatan steak dan kripik dari bahan lokal seperti kelor, ubi ungu dan pisang.
Bersama 12 peserta difable dan keluarga lainnya, Marlin tampak antusias mengikuti pelatihan yang digelar Forum Peduli Kesejahteraan Difable dan Keluaraga (FPKDK) Lembata di aula Kelurahan Selandoro, Lewoleba, Sabtu (9/1/2021)
Dia mengaku bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini. Para peserta mengikuti pelatihan hingga mampu menghasilkan beberapa bungkus steak dan keripik dengan rasa yang khas.
Steak merungge (kelor), keripik pisang dan ubi ungu dengan bangga mereka pamerkan setelah selesai dikemas.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat buat saya sebagai difable, karena banyak difable yang berhadapan setiap hari dengan bahan lokal ini, cuman mereka tidak tahu cara mengolahnya,” kata Marlin.
Dengan mengubah sumber daya lokal menjadi steak dan keripik dalam kemasan, Marlin mengaku memiliki kesempatan lebih baik untuk meningkatkan penghasilannya.
Dia juga mengaku optimis bisa menjual steak dan keripik hasil olahan yang diberi brand Difa Home Made ini.
“Saya optimis bahwa di pasaran bakal laris manis karena ini belum terlalu dikenal langsung oleh masyarakat. Kalau kelompok sudah menjalankan bisnis makanan ringan dan dipromosikan saya yakin ini akan sangat laris,” ungkapnya.
Kegiatan yang diselenggarakan FPKDK Lembata ini didukung langsung oleh Pemprov NTT dengan anggaran yang bersumber dari dana bantuan sosial pada Dinas Sosial.
Ketua FPKDK Lembata, Ramsey Langoday, mengatakan, kegiatan ini memberi ruang kepada kelompok difable termasuk keluarga mereka untuk mengembangkan sumber daya yang mereka miliki dari hasil pertanian.
Hasil pertanian ini bisa menjadi produk olahan yang bisa mereka jual. “Jadi tidak hanya untuk konsumsi saja. Mereka punya ubi pisang, merungge juga banyak,” kata Ramsey.
Ramsye juga menyampaikan terimakasih kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang telah memberikan dukungan pemberdayaan kaum difable melalui pelatihan ini. Dia menegaskan, pihaknya memilih olahan steak kelor juga untuk mendukung program kelor Pemprov NTT.
“Selain ini karena ini program Pemprov, kelor juga kan sebenarnya sangat bermanfaat dan bagus untuk camilan,” kata Ramsye.
FPKDK Lembata akan terus memberikan dukungan pemasaran untuk kelanjutan proses produksi olahan makanan ringan ini. “Untuk keberlanjutanya kita akan fasilitasi mulai dari produksi, alat produksi, kemasan, distribusi sampai membuka pasar,” pungkasnya. (Red)