Laranwutun – Warga terutama yang mendiami kaki gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata diminta untuk selalu waspada, meski status gunung api yang pernah erupsi pada tahun 2019 ini turun dari level III (siaga) menjadi level II (waspada).
Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Ile Lewoltolok, Stanislaus Arakian, mengatakan, meski turun level, aktivitas kegempaan vulkanik gunung api Ile Lewotolok masih terus terjadi.
“(Aktivitas kegempaan) saat ini memang cenderung menurun. Terkait dengan gempa-gempa hembusan sampai dengan hari ini relatif kecil tidak terekam di alat seismograf kami,” kata Stanislaus kepada wartawan di ruang kerjanya, PPGA Ile Lewoltolok, Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Sabtu (7/1/2022).
“Tetapi di sisi lain, masih ada gempa-gempa yang mengindikasikan bahwa ada suplai (magma) baru dari kedalaman,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau pendaki dan masyarakat khususnya yang berada di kaki dan lereng gunug Ile Lewotolok, untuk tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 KM dari puncak kawah.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 28 Desember 2022 lalu, telah menurunkan tingkat aktivitas gunung api Ile Lewotolok dari level II (siaga) menjadi level II (waspada).
Penurunan level ini diputuskan, setelah Badan Geologi melakukan evaluasi secara menyeluruh aktivitas kegempaan gunung api dengan ketinggian 1423 mdpl ini, yang cenderung menurun sejak mengalami erupsi dahsyat pada 29 November 2020 lalu.
Stanis menjelaskan, tingkat aktivitas gunung api Ile Lewotolok ini akan dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas dan instrumen yang signifikan.
Tidak hanya Ile Lewotolok, tingkat akvitas Gunung Api Ile Werung juga diturunkan dari level II (waspada) ke level I (normal).
Tingkat akvitias gunung api yang berada di selatan Pulau Lembata ini menurun sejak munculnya bualan di bawah laut di sekitar gunung api ini pada tanggal 29 November 2021 lalu.