TENGATIBA – Masalah sampah masih menjadi momok dari upaya untuk mewujudkan lingkungan bersih saat ini. Selain merusak keindahan lingkungan apabila dibuang sembarang, sampah juga merupakan salah satu sumber penyakit bagi masyarakat.
Namun di tangan Delfina Benga, sampah bisa diolah dan memiliki nilai jual yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga.
Hal ini terungkap saat mahasiswa KKN dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro ini memberikan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah Rumah Tangga di RT 05, Dusun Jawakisa, Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Selasa (26/1/2021).
Dalam pelatihan ini mereka berhasil mengolah handuk bekas menjadi pot bunga yang bernilai jual tinggi. Pelatihan ini diikuti oleh 10 orang perserta.
“pelatihan ini di fokuskan pada sampah handuk atau kain bekas yang akan disulap menjadi pot bunga dan bernilai jual,” ungkap Delfina.
Delfina menjelaskan, handuk bekas yang bisa diperoleh dari rumah tangga, hotel dan rumah sakit memiliki potensi pasar yang sangat besar jika diubah menjadi pot bunga dengan tampilan yang menarik.
Peningkatan sampah handuk saat ini diiringi dengan kebiasaan penggunaannya yang disarankan satu handuk untuk satu orang. “Pada ahkirnya kan berdampak pada pembuangan sampah handuk bekas yang tidak diolah,” ungkapnya.
Handuk merupakan limbah atau sampah anorganik yang sangat sulit terurai.
Oleh karena itu Delfina menjelaskan perlu ada upaya untuk mengolah sampah sejenis handuk dengan mengubah kegunaannya sesuai prinsip-prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat.
“Perlu adanya pemikiran sebagai bentuk pengolahan limbah handuk bekas ini seperti pada prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat yang sering digaungkan, yaitu 3R yakni mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang sampah (recycle),” kata Delfina.
Tidak hanya itu proses pembutan pot bunga dengan cara yang sederhana dengan biaya yang renda semakin menjadikan peluang usaha ini bisa berkembang dengan baik.

“Proses yang sederhana dan pembiayaan yang sedikit memberikan dampak yang yang luar biasa ke depannya serta menambah penghasilan. Jika bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi.”
Kegiatan pelatihan inu merupakan bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai mahasiswa UNDIP. “Juga bertujuan untuk peduli pada sampah dan mengajarkan masyarakat bagaimana mengolah sampah sehingga mempunyai nilai yang ekonomis,” pungkasnya.