Lamahala – Analis Militer dan Pertahanan Indonesia, Dr Connie Rahakundini Bakrie dinobatkan menjadi Ina Bine Lewotana Salam Lamahala, sebuah gelar kehormatan bagi perempuan Lamaholot. Dalam rangka mengidentifikasi perjuangan dan kekuatan marwah pahlawan pahlawan lokal, Connie memilih Lamahala sebagai kampung halaman keduanya.
Agenda kultural ini digelar di dua tempat, Kota Ambon dan Lamahala. Sambutan adat disertai dengan acara Peluncuran Buku Kepak Cinta Pengawal Langit, Monolog dan Poetry Reading di Tasik Biru Cafe, Dermaga Apung Batu Merah, Lamahala, Minggu (7/11/2021).
Pada kesempatan ini Dr Connie beserta rombongan juga meninjau Masjid Jami al Ma’ruf Lamahala setelah beranjak dari Bale Adat. Upacara penobatan disusul Loge Kewatek oleh Ibu Siti Saleha mewakili unsur adat.
Senai dikalungkan oleh Orangtua Bela Telo Kapitan Belang dan Imam Lamahala kepada Dr Connie beserta rombongan. Dia mengatakan, penobatan menjadi Ina Bine Lewotana Salam Lamahala merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya.
“Sungguh sebuah kehormatan bagi saya telah dinobatkan sebagai Ina Bine Lewo Salam Lamahala, sebagai Sedo Barek Timu Rera Gere (Perempuan bintang dari timur matahari) Lamahala Watan Sare. Tanah ini, akan menjadi rahim ketuban yang melahirkan saya kembali sebagai manusia baru,” ungkapnya saat menyampaikan sekapur sirih.
“Dalam perjuangan panjang saya di bidang pertahanan negeri ini, dalam abdi sekujur hidup saya. Semoga ini menjadi kekuatan, menjadi marwah menggenapi langkah-langkah saya di kemudian hari. Negeri para raja ini, akan saya bawa serta dalam ingatan dan lubuk hati. Sebuah taklimat perang untuk menegakan kebenaran bagi Indonesia tumpah darah kita semua,” lanjutnya.
Dr Connie menegaskan, kewatek yang telah membalut raganya, akan menjadi jalan kesejukan dan jalan kedamaian. “Bahwa laksana air hidup harus tetap terus mengalir. Terus digerakkan. Tanah Tadon Adonara kini telah menjadi bagian dari setiap jejak perjalananku,” pungkasnya.
Project Officer kegiatan ini, Alvin Brandos, mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda roadshow peluncuran buku Kepak Cinta Pengawal Langit. Sebuah buku bergenre sastra tentang pertahanan dan militer.
Bara Pattyradja selaku editor menjelaskan bahwa buku ini secara spesifik berbicara mengenai peran kaum perempuan tangguh dalam gelanggang sejarah peradaban bangsa.
Sederet tokoh berpengaruh dikatakannya, telah menyulut api pemikiran intelektual Connie Rahakundini Bakrie. Tokoh perempuan tangguh dunia sejak Cleopatra, Ratu Shima dari Kalingga, hingga Rainha De Jepara.
“Inilah perbincangan hangat dan puitik namun tidak kehilangan nalar kritisnya. Sebuah kerja intelektual untuk merekonstruksi kembali sejarah dari sudut pandang yang berbeda,” kata Pattyradja.
“Sebuah usaha menghidupkan marwah kekuatan kekuatan pahlawan lokal yang tenggelam dalam narasi mainstream di negeri ini dari tanah Jawa hingga timur Indonesia. Agenda ini juga merupakan strategi literer membumikan khazanah pertahanan militer melalui genre sastra,” lanjutnya.
Hadir sebagai narasumber dalam momentum akbar ini di antaranya Dr. Connie Rahakundini Bakrie, Kadis PPO Provinsi NTT, Linus Lusi, jurnalis Lukas Luwarso, Bara Pattyradja, Founder Indoeast Network, Ikhsan Tualeka, Tokoh Muda NTT, Ruddy Tokan.
Hadir juga sebagai penanggap dalam kegiatan ini, Anggota DPRD Kabupaten Flotim, Muhammad Ikram Ratuloli dan Kadis Pariwisata Kabupaten Flotim, Petrus Pemang Liku.
Acara diwarnai dengan Art Performance dari berbagai seniman muda Flores Timur. Monolog Illuvia disajikan secara dramatik oleh Nanda Harun.
Pada penghujung diskusi buku Kepak Cinta Pengawal Langit, Ikhsan Tualeka berharap bahwa agenda semacam ini bisa menjadi festival tahunan di NTT sebagai ruang untuk mengedukasi anak anak muda dalam ‘menelorkan’ potensi dan kreativitas mereka.