Larantuka – Sejumlah Warga di kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa, 2 September 2022 secara tegas meminta Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi segera memantau langsung penyaluran BBM di SPBU ke sub penyalur dan pengecer.
Hal dianggap perlu karena naiknya harga BBM jenis Pertalite secara mendadak saat diberlakukannya My Pertamina. Kondisi ini menimbulkan kesan langkanya sedang terjadi di Flores Timur.
Padahal hingga saat ini belum ada pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo terkait kenaikan harga BBM.
Sorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, pada Minggu, 4 September 2022, mengatakan, sudah sepekan BBM bersubsidi jenis pertalite sulit didapat. Bahkan sepanjang jalan baik dalam kota Larantuka maupun luar kota semakin jarang ditemukan pengecer.
“Penjual pengecer semakin berkurang, baik dalam kota maupun luar kota. Sedangkan di samping SPBU 01 malah dijual setengah botol aqua besar dengan harga Rp 15.000 dan botol aqua besar ukuran penuh dengan Rp 20.000,” kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, sampai saat ini masyarakat sulit mendapatkan BBM jenis pertalite. Tetapi Pemda Flores Timur menurutnya malah diam dan tidak punya upaya untuk turun dan melakukan penertiban harga.
“Tetapi mengapa BBM bersubsidi jenis pertalite ada yang jual tembus harga tinggi,” ujarnya ujar sumber tersebut.
Sementara itu terkait syarat keamanan, pihak Satpol PP Kabupaten Flores Timur tidak bisa menertibkan oknum-oknum yang diduga menimbun BBM jenis Pertalite.
“Mereka diduga menimbun dan menunggu saat (harga BBM) dinaikan pemerintah pusat maka akan dijual kembali dengan harga yang tinggi,”
“Pemerintah harus bisa ambil sikap tegas pada sub penyalur dan pengecer “nakal”.
“Masyarakat sudah susah masa Pemerintah masa bodoh bahkan membiarkan situasi seperti ini berlarut-larut di tengah masyarakat,” tutup sumber tersebut. ***