Waijarang – Ratusan warga Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata berbondong-bondong ke pinggir pantai desa itu, tepatnya di pinggir jembatan titian (jeti) pada Kamis (19/01/2022).
Mereka menjemput Siti Jindang, seorang perempuan kepala keluarga yang rumahnya baru saja dibedah oleh relawan Komunitas Taman Daun bersama warga setempat.
Siti Jindang merupakan seorang ibu rumah tangga yang menjalankan peran sebagai kepala keluarga untuk menafkahi tujuh orang anak yang masih kecil, setelah dia ditinggal pergi suami.
Kondisi rumahnya yang sudah reyot di pinggir pantai Waijarang, nyaris ambruk dihajar angin kencang dan gelombang pasang saat cuaca buruk pada akhir Desember 2022 lalu.
Kini, perempuan renta ini bisa memiliki rumah baru dan layak, setelah relawan Komunitas Taman Daun menginisiasi pembangunan rumah ini secara gotong royong.
Hal ini mejadi alasan kuat kenapa ratusan warga yang berbongong di pinggir pantai menyambut Siti Jindang dengan perasaan gembira bercampur haru. Mereka menyambut Siti dan rombongan relawan Taman Daun dengan tari-tarian.
Siti Jindang bersama anak-anak diarak menggunakan puluhan perahu kecil atau bodi jolor milik warga setempat dari Pelabuhan Laut Hukung menuju pantai Waijarang.
Selama rumahnya dibangun kembali, Siti bersama anak-anak tinggal sementara di homestay Taman Daun, Bluwa, Kota Lewoleba. Bersama beberapa perempuan yang mendampinginya, tangis Siti Jindang pecah, saat ia masuk ke rumah baru yang meskipun sederhana namun layak untuk ditinggali.
Rumah sederhana ini telah ditata dengan rapi mulai dari ruang tamu, hingga dua kamar tidur yang dilengkapi dengan kasur, agar Siti dan anak-anak bisa nyaman saat tidur di malam hari.
Taman Daun mengambil inisiatif untuk membangun kembali rumah Siti Jindang, saat mereka mendapatkan inforomasi dari Kepala Desa Waijarang, Anwar Tokan yang juga merupakan relawan komunitas ini.
Anwar mengisahkan, sebagai kepala desa, dia punya beban moril yang sangat tinggi saat melihat Siti Jindang yang kesusahan dengan rumah lamanya yang tidak layak huni.
Di sisi lain, APBDes Waijarang untuk pos penanggulangan bencana pada tahun 2022 telah menjadi Silpa karena tidak ada bencana di desa Waijarang selama tahun itu.
Setelah melihat kondisi rumah Siti Jindang yang sudah reyot, Anwar melakukan konsultasi dengan pihak Inspektorat Kabupaten Lembata terkait penggunaan anggaran APBDes. Anwar diarahkan untuk bertemu Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, untuk mendapatkan rekomendasi.
Melihat proses penggunaan dana ini cukup rumit dengan proses administrasi yang cukup panjang, dia memutuskan untuk bertemu dengan Koordinator Relawan Taman Daun, John S J Batafor.
Bak, gayung bersambut, John mengajak semua relawan secara gotong-royong atau dalam bahasa Lamaholot Gemohing untuk membangun rumah Siti Jindang.
“Saya berpikir kita untuk membantu orang yang tertimpa musibah saja administrasinya terlalu banyak. Saya langsung ambil jalan pintas, saya kontak om John untuk kami berdiskusi dan alhamdulilah, akhirnya Taman Daun merespon baik untuk kita sama-sama berpatungan sedikit-sedikit, dari semua anggota relawan Taman Daun untuk membangun rumah mama Jindang,” ungkap Anwar dalam sambutannya usai mengantar Siti Jindang masuk ke dalam rumah baru.
Dia mengakui, semangat gemohing yang digelorakan Relawan Komunitas Taman Daun menjadi kekuatan utama bagi orang-orang yang punya niat tulus membangun rumah untuk mama Jindang.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Keluarga Besar Taman Daun yang sudah bersedia membantu keluarga kami, masyarakat kami, yaitu mama Siti Jindang untuk kita bagaimana merubah tempat tinggalnya dari yang tidak layak huni menjadi layak huni,” ucap Anwar.
Turut mengantar Siti Jindang dari Homestay Taman Daun ke rumah barunya di Waijarang, anak-anak sekolah peserta kelas Bahasa Inggris di Sekolah ini. Mereka didampingi dua orang relawan pengajar Bahasa Inggris Komunitas Taman Daun, yakni Paula dari Jerman dan Uma dari Tunisia.
Anak-anak ini begitu antusias mengantar Siti Jindang ke rumah barunya. Beberapa orangtua yang turut terlibat dalam gemohing ini pun turut mendampingi anak-anak mereka.
Koordinator Relawan Taman Daun, John S J Batafor, mengatakan, Taman Daun sengaja melibatkan anak-anak peserta Kelas Bahasa Inggris agar sejak kecil mereka sudah punya rasa peka dan empati kepada orang susah.
Hal ini menurutnya menjadi palajaran moral yang baik bagi anak-anak, agar kelak mereka menjadi generasi masa depan bangsa yang tidak hanya cerdas namun juga peka dan jujur.
“Ini yang mau kita kasih ke anak-anak sebuah pelajaran moral yang amat sangat penting. Ini menjadi modal yang kuat bagi mereka untuk membangun bangsa ini ke depan,” kata John di sela-sela acara ini.
Taman Daun merupakan sebuah komunitas sosial anak-anak muda di Lembata, yang bergerak di bidang literasi dan aksi-aksi sosial lainnya. Selain membuka kelas Bahasa Inggris gratis bagi anak-anak di Lembata, komunitas ini juga sering melakukan aksi bedah rumah bagi puluhan warga kurang mampu di Lembata dan aksi sosial lainnya.