• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Sunday, October 19, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home Flotim

Ritual Melepas Pergi Arwah dan Mensyukuri Hasil Panen Etnis Boru

by Redem Welan
in Flotim
0

Ritual Beda Ramut yang dilaksanakan masyarakat etnis Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitaang, Kabupaten Flores Timur (Foto : BentaraNet/Redem Welan)

0
SHARES
674
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Boru Kedang – Ada yang unik dari Flores Timur yang nota bene dihuni oleh etnis Lamaholot. Namun begitu, ada etnis lain yang terletak di Kecamatan Wulanggitang yang dikenal dengan Etnis Boru Kedang atau Boruk Tana Bojang.

Etnis tersebut merupakan salah satu etnis di Flores Timur, NTT. Yang unik dari etnis ini ialah melakukan ritual melepas pergi arwah yang telah meninggal dan mensyukuri hasil panen. Ritual tersebut dalam bahasa setempat disebut Beda Ramut.

Ritual Beda Ramut merupakan ritual yang memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat hasil panen kepada Sang Pencipta yang disebut sebagai Ina Nian Tanah atau Lera Wulan Tana Ekan, dan penghormatan kepada leluhur yang disebut sebagai Blupur Hutu Gete Lima.

Selain itu, pada ritual tersebut dilakukan penghantaran arwah keluarga yang meninggal ke alam nirwana. Menurut keyakinan etnis Boru bahwa, setelah seseorang dalam suku meninggal dunia, arwahnya masih berada dan tinggal bersama keluarga.

Kali ini ritual penuh khidmat dan kebersamaan itu digelar oleh Suku Mau di Lokasi Kebun Suku Mau di Desa Boru Kedang, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Jumat (21/8/2020).

Ritual ini melibatkan semua pemangku adat Etnis Boru serta para tamu undangan. Turut hadir dalam upacara tersebut, Kepala Desa Boru Kedang, Polin Liwu, Camat Wulanggitang, Ignasius Ero Ama, Anggota DPRD Flores Timur dari Fraksi PDIP, Kusno Wada dan para biarawan.

RelatedPosts

LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

October 19, 2025
Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

October 19, 2025

Para tetua saling sahut menyahut melantunkan doa dengan syair-syair adat. Suasananya terasa sangat khidmat dan sakral. Setelah melantunkan doa, satu per satu hewan kurban pun disembelih.

Generasi Muda Pemerhati Budaya Etnis Boru, Pangkrasius Gala Liwu pada kesempatan tersebut menerangkan ritual tersebut didahului dengan proses menggoreng padi, menumbuk untuk dijadikan emping.

Pada proses ini juga dilaksanakan ritus mengundang dan meminta restu leluhur untuk hadir bersama pada kegiatan tersebut. Pada proses ini ritual perdamaian pun dilakukan dengan menyantap sirih pinang yang disebut Ea Wua Ta’a, ritual perdamaian dan pemersatu Etnis Boru.

Ditambahkannya, daging disertai dengan emping dibagikan kepada segenap sanak saudara serta tamu dan warga suku yang hadir dalam ritual tersebut. Emping dan daging tersebut disimpan dalam sebuah wadah dari daun yang disebut sebagai Mumet atau Teet.

Pangkrasius mengajak generasi muda agar tetap melastirakan ritual tersebut, sebagai wujud syukur terhadap Sang Pencipta, luluhur dan sebagai wujud nasionalisme kepada bangsa dan tanah air Indonesia.

“Saya mengajak kepada generasi muda, bahwa kita berbudaya, kita mempunyai religius, kita mempunyai harga diri. harus berpegang teguh terhadap budaya kita. Tradisi ini tidak boleh punah. Mari kita ikuti proses ini, kita pelajari, kita hayati. Budaya ini hidup dan tumbuh di bumi kita sendiri,” ajak Pangkrasius.

Pada kesempatan yang sama Camat Wulanggitang, Ignasius Ero Ama mengapresiasi ritual tersebut yang masih dijaga baik hingga kini.

“Pemerintah tentunya sangat mengapresiasi terhadap pelaksanaan ritus tersebut. Walaupun kita dengan perkembangan global tetapi ritus ini masih tetap dipertahankan. Untuk generasi muda, mari kita lestarikan budaya ini sehingga tidak tergerus oleh arus global,” kata Ignasius.

Next Post

Dekatkan Pelayanan ke Anggota, KSP Kopdit Ankara Buka TP di Waiwadan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

9 hours ago

Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

15 hours ago

Dukung Swasembada Pangan, Pempus Alokasi Anggaran 21 M untuk Nagekeo

1 day ago

Harga Bawang di Nagekeo Relatif Stabil

1 day ago
Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq memantau anakan jambu mente di kompleks manajemen PT TTI, desa Waibao, Flores Timur / Foto : Humas Pemda Lembata

Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

2 days ago

Semarak Hari Santri 2025, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyah Mbay Gelar Berbagai Perlombaan

2 days ago
Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

2 days ago

Popular News

  • Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In