Kegiatan pengendalian hama pada tanaman jagung perlu dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya. Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk memeroleh makanan.
Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat tinggi, akibatnya tanaman dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali atau gagal panen. Untuk memberantas hama, kita perlu mengetahui aktivitas hidupnya.
Ada beberapa jenis hama yang merupakan kendala utama dalam budidaya jagung yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil. Hama pada tanaman jagung umumnya menyerang dan merusak akar, merusak batang, daun dan juga merusak buah.
Hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah lalat bibit, ulat tanah, lundi (uret), penggerek batang, ulat grayak, wereng jagung, penggerek tongkol, kepik hijau, kutu daun dan lain-lain.
Pengendalian hama yang menyerang jagung disesuaikan dengan fase pertumbuhannya.
Berikut beberapa jenis hama dan cara pengendaliannya :
- Belalang (Oxya chinensis dan Locusta sp.)
Hama belalang yang menyerang tanaman jagung ada dua jenis, yaitu Oxya chinensis dan Locusta sp. Belalang menyerang dengan cara memakan tanaman jagung yang masih muda. Serangan belalang bisa menghabiskan seluruh bagian daun, bahkan tulang daun.
Hama belalang banyak dijumpai pada dataran rendah, persawahan dan lahan yang berdekatan dengan padang rumput yang luas. Hama belalang dapat diatasi dengan musuh alami, yakni burung, laba-laba dan Systoecus sp.
Pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi biopestisida yang berbahan aktif Metarhizium anisopliae. Biopestisida ini mampu mengendalikan 70 hingga 90% hama belalang. Perlakuan secara kimiawi bisa menggunakan pestisida regent, curacron, prevathon atau lannet.
- Lalat Bibit (Atherigona sp.)
Lalat bibit menyerang tunas muda pada jagung yang baru tumbuh. Kerusakan akibat hama ini bisa mencapai 80%. Lalat ini hanya ditemukan di pulau Jawa dan Sumatera. Lalat ini merupakan larva dari serangga yang baru menetas dan menyerang dengan cara melubangi batang dan memakannya hingga ke dasar batang.
Tanaman yang terserang menjadi kuning, kerdil bahkan mati. Pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, menjaga kebersihan lahan dan pemilihan waktu tanam yang tepat.
Perlakuan secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara mencampur benih dengan nematisida seperti furadan, curater, petrofur atau pentakur. Setelah tanaman berumur 5 – 7 hari dapat disemprot dengan curacron, regent atau prevathon.
- Ulat Tanah (Agrotis sp.)
Hama ini menyerang batang dan daun tanaman muda hingga menyebabkan tanaman mati. Ulat tanah aktif dan menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi di dalam tanah. Hama ini biasanya menyerang dengan memotong batang tanaman muda.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pengolahan lahan yang tepat, pergiliran tanaman, dan menjaga kebersihan lahan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari menggunakan insektisida curacron, lannet atau prevathon.
- Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)
Kumbang bubuk menyerang tongkol jagung di lahan menjelang panen, hingga ke tempat penyimpanan. Kumbang ini menyerang biji jagung dan menyebabkan biji berlubang dan rusak. Hama ini memiliki banyak tanaman inang seperti padi, kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan sebagainya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman, menggunakan varietas tahan, dan panen tepat waktu. Pencegahan dilakukan dengan menjaga agar tongkol tetap tertutup kelobot hingga masa panen. Pemberian nutrisi dan pengairan yang cukup agar tongkol tidak mudah busuk. Tongkol yang busuk mudah terinfeksi oleh kumbang ini.
- Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Ulat grayak biasanya menyerang tanaman secara berkelompok dan bersembunyi di bawah daun. Serangan biasanya terjadi pada daun yang menyebabkan daun menjadi transparan, berlubang dan bahkan hanya tersisa tulang daunnya saja.
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida lannet, santoat, regent, prevathon atau curacron.
- Penggerek Tongkol (Heliotis armigera, Helicoverpa armigera)
Penggerek tongkol ada larva dari lalat heliotis. Lalat ini meletakkan telur-telurnya pada rambut jagung hingga menetas dan menyerang tongkol dan memakan biji yang masih dalam perkembangan. Biasanya hama ini menyerang tangkai bunga terlebih dahulu kemudian masuk kedalam tongkol.
Pada lubang-lubang bekas hama ini terdapat kotoran-kotorang yang menumpuk yang dikeluarkan oleh hama ini.
Pengendalian dapat dilakukan dengan agens hayati seperti trichoderma sp. dan eriborus argentiopilosa. Trichoderma berperan sebagai parasit telur, sedangkan Eriborus argentiopilosa sebagai parasit larva.
- Penggerek Batang (Ostrinia fumacalis)
Hama ini biasanya menyerang pada seluruh fase pertumbuhan tanaman jagung. Penggerek batang merupakan larva dari telur ngengat yang menetas. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan dipermukaan daun bagian bawah.
Kemudian menetas dan menyerang pada seluruh bagian tanaman, mulai dari alur bunga jantan, daun, batang, pangkal tongkol dan pada tassel. Serangan menyebabkan kerusakan pada bunga jantan, daun berlubang, batang berlubang, serta merusak tasel dan mengakibatkan tasel mudah patah.
Pengendalian dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami seperti trichoderma sp., predator euborellia annulata dan bacillus thuringiensis. Perlakuan kimiawi dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif karbofuran, monokrotofos, triazofos atau diklhrofos.
- Kutu Daun (Myzus persicae)
Kutu daun menyerang bagian daun muda dengan cara menghisap cairan daun. Serangan dapat menyebabkan daun menguning, menggulung, dan menimbulkan cendawan jelaga. Kutu daun adalah vektor utama penularan penyakit virus mozaik.
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida demolish, curacron, cronus, bamex atau numectin. (*)