Larantuka – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, dr Ogie Silimalar mengakui secara etika, Dr Olivia Anastasia B Bango salah dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lewolema.
Meski demikian dr Ogie menegaskan, kasus kematian Emanuel Enga Tukan (59), warga Desa Bantala, Kecamatan Lewolema yang meninggal karena serangan jantung dan tidak mendapatkan pelayanan dari dr Olivia harus dilihat dari dua sisi.
“Persoalan ini kita harus liat dari dua sisi. Memang benar secara etikanya dia (dr Olivia) memang salah. Tetapi kesalahan dia ini dalam kasih mandi anak karena ada saat itu posisi suami dan pembantunya lagi sedang ikut pesta. Pestanya kan tidak dijalankan juga tidak enak,” kata dr Ogie di Larantuka, Rabu (25/11/2020).
Tidak hanya itu, dr Ogie menjelaskan dirinya juga akan menindaklanjuti sanksi terkait buruknya pelayanan kesehatan yang dilakukan dr Olivia di Puskesmas Lewolema. “Nanti akan diproses karena dia ini ASN. Nanti kita lihat keputusannya bagaimana karena ada aturan mainnya,” ungkap dr Ogie.
Persoalan pelayanan yang buruk dari dokter Olivia yang bertugas di Puskesmas Lewolema tersebut dituturkan oleh keluarga korban Visensius Sina Tukan (49) yang ditemui BentaraNet, Selasa (24/11/2020) di rumah duka.
Kejadian berawal dari korban Emanuel yang jatuh pingsan akibat kelemasan, sesaat setelah cek-cok dengan seorang anak muda yang hampir bertabrakan dengannya pada Jumat (20/11) sore.
Emanuel pingsan saat hendak melanjutkan perjalanan, sesaat setelah adu mulut dengan anak muda tersebut diselesaikan secara damai. Melihat kejadian itu, Emanuel langsung dibawa ke Puskesmas Lewo Lema menggunakan mobil pick up untuk mendapatkan pertolongan medis.
Vinsensius langsung menemui dr Olivia yang berada di rumah dinas dalam komplek Puskesmas Lewolema untuk memberikan tindakan pertolongan medis. Namun sampai panggilan ketiga kali, dr Olivia malah memberikan jawaban yang mengecewakan.
“Bawa langsung ke RSUD Larantuka saja,” kata Vinsen meniru ucapan dr Olivia.
Vinsensius kembali meminta dr Olivia supaya korban dibawa menggunakan mobil ambulans yang terparkir di halaman Puskesmas Lewolema. “Namun jawaban sang dokter lebih mengecewakan yakni mobil ambulansnya tidak ada,” tutur Vinsensius.
Mendapat respon mengecewakan dari dr Olivia, Vinsensius bersama keluarga korban yang lain terpaksa membawa korban dengan mobil pick up. Jarak dari Puskesmas Lewolema menuju RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka sekitar 12 KM.
Namun sayang, sesampainya di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, korban tidak dapat tertolong. Dokter Ardiata Adoft menyatakan korban sudah tak bernyawa dengan diagnosa serangan jantung pada Pukul 17.15 WITA.
Yasinta Ema Hurit (58) istri korban dan Paulus Pati Tukan (50) adik kandung korban sangat menyayangkan perlakuan dr Olivia yang tidak memberikan tindakan pertolongan medis pada korban saat di Puskesmas Lewo Lema, hingga Emanuel meninggal dunia
Mereka barharap tidak ada korban lain lagi di Kecamatan Lewo Lema karena lemahnya pelayanan yang diberikan oleh petugas medis pada Puskesmas Lewo Lema.