Lewoleba – Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) SIKAP, Juprianus Lamabelawa mendesak Kepala Staf TNI Angakatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Andika Perkasa untuk mencopot Danramil 1624/03 Lewoleba, Mayor Chb Ihsan dari jabatannya. Pasalnya, Ihsan dinilai tidak mampu membina anggotanya yang telibat penganiayaan terhadap warga.
Bahkan, Ihsan terkesan membiarkan anak buahnya, oknum TNI anggota Koramil 1624/03 Lewoleba menganiaya Anso Lamabelawa (22) warga Kota Lewoleba di Markas Koramil 1624/03 Lewoleba. Penganiayaan ini merupakan buntut dari perkelahian di tempat syukuran anggota baru TNI AD pada Sabtu (7/11) lalu.
“Menurut saksi-saksi semua, Anso dianiaya di depan Pak Danramil. Bapaknya Anso (Marsel Pepak) bahkan minta sampai empat kali ke Pak Dandramil, untuk perintahkan anak buahnya untuk berhenti tapi pak Danramil tidak respon itu,” kata Juprians yang juga kuasa hukum Anso Lamabelawa ini.
Menurut Juprians, prilaku oknum Koramil Lewoleba ini mencederai dan mencoreng institusi Angkatan Darat khususnya dan TNI pada umumnya. Tindakan semacam ini juga sangat memalukan.
“Inikan prilaku preman sebetulnya. Mana ada undang-undang mengatur oknum TNI sewenang-wenang menganiaya warga masyarakat sipil di markasnya, ini kan memalukan,” imbuhnya.
Marsel sendiri sudah melaporkan kasus penganiayaan anaknya ini ke Polres Lembata dan berharap proses hukum tetap berlanjut.
Lanjut Juprians, tentara yang didambakan rakyat adalah tentara yang melindungi dan mengayomi seluruh tumpah darah, bukan tentara yang menganiaya rakyatnya sendiri.
Menurutnya, oknum anggota TNI yang melakukan penganiayaan sebaiknya dievaluasi dan ditindak tegas sebelum menimbulkan keresahan di masyarakat yang lebih luas dan mencederai institusi TNI-AD.
“Kalau pelanggarannya berat, dipecat saja dari keanggotaan TNI/AD. Masih banyak anak negeri ini yang ingin jadi tentara yang benar,” tutupnya.
Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum (LBH) SIKAP, Emanuel Belida Wahon menegaskan, masalah penganiayaan oleh oknum anggota TNI AD di markas Koramil Lewoleba Minggu malam itu, telah ditangani pihaknya. “Kita koordinasi dengan jajaran Kodim untuk pengembangan seperti apa, kita akan ajukan laporan resmi ke POM Ende,” kata Nandes.
Anso Lamabelawa yang merupakan cucu dari Almarhum Purnawirawan TNI Sersan Raya itu sedang terbaring sakit di kamar saat dikunjungi wartawan di bilangan CWC, Wangatoa, Selasa (10/11/2020).
Menurutnya, Anso hadir pada malam syukuran itu karena ingin berbahagia bersama kawan-kawan sejawatnya yang sudah menjadi anggota baru TNI AD. “Mereka semua ini teman, teman main dari kecil dan teman sekolah, lalu pesta dan berkelahi, itu pasti karena mabuk,” imbuhnya.
Perkelahian di tempat syukuran ternyata berlanjut. Putranya kemudian dibawa ke Markas Koramil Lewoleba pada Minggu malam keesokan harinya sekitar pukul 19.00 Wita malam. “Di tempat pesta malam itu mereka sudah selesaikan (masalahnya). Keesokan harinya dia dijemput tanpa sepengetahuan kami orangtua,” imbuhnya.
Danramil 1624/03 Lewoleba Mayor, Chb Ihsan kepada wartawan, mengatakan, peristiwa yang terjadi pada Minggu malam di markasnya merupakan tujuan mulia yakni pihaknya melakukan pembinaan terhadap masyarakat yang melakukan tindakan yang berdampak pada ketertiban.
Walau demikian, Mayor Ihsan mengakui, perbuatan anggotanya yang terlibat, telah diberi pembinaan. “Kepada pihak keluarga, kami juga sudah sampaikan permohonan maaf baik secara pribadi maupun institusi atas kekeliruan ini. Anggota kami juga harus diberi pembinaan,” ucapnya.
Bentuk pembinaan yang diberikan kepada para anggota TNI AD tersebut berupa teguran dan kemudian dibina, juga melakukan pendekatan secara kekeluargaan. Ihsan berharap, dengan pendekatan ini dapat terbangun berkomunikasi sehingga ke depan tidak berkelanjutan. (Red)