Kiwangona – Bencana banjir badang yang menerjang pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, menggerakan Ikatan Keluarga Kiwangona di Sabah-Malaysia untuk turut membantu saudara saudaranya yang menjadi korban.
Bantuan tersebut disalurkan melalui sejumlah pemuda desa yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna Atom Kiwangona. Salah seorang anggota Karang Taruna, Roy Ola mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian putra-putri Lamaholot di tanah rantau untuk sesama yang terdampak bencana.
“Bantuan ini adalah bentuk kepedulian keluarga Kiwangona, Sabah terhadap korban-korban bencana,” kata Roy kepada BentaraNet, Senin (26/4).
Di sisi lain, bantuan berupa sembako tersebut justru disalurkan ke beberapa titik terdampak bencana yang jarang diketahui publik. Beberapa desa lain yang terdampak bencana seperti Desa Saosina, Oyangbarang, Sagu, Kiwangona dan Desa Nobo turut mendapat bantuan ini.
Desa-desa ini juga terdampak bencana banjir bandang akibat siklon tropis seroja, selain di lokasi terparah lainnya yakni di Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, dan di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.
“Masih banyak titik terdampak bencana yang jarang diketahui publik,” ungkap Roy. Lokasi ini bencana ini bahkan menimbulkan kerugian ekonomi di bidang pertanian yang tidak sedikit.
“Padahal dampak yang ditimbulkan sangat serius, seperti lahan pertanian dan tanaman jangka panjang masyarakat yang hanyut terbawa banjir bandang. Rumah-rumah di pesisir utara juga rusak berat diterjang banjir,” lanjutnya.
Roy mencontohkan, di Dusun Riang Rindu, Desa Kiwangona, terdapat 5 rumah yang terkena banjir, dengan status 2 rusak berat dan 3 lainnya rusak ringan. Sejauh ini kondisi kelima ini tersebut sudah diperbaiki oleh warga setempat.
Selain beberapa desa ini, seperti yang dijelaskan Roy, banyak desa lainnya di pesisir utara Pulau Adonara tepatnya di Kecamatan Adonara Barat juga mengalami hal yang sama. Banyak rumah warga yang rusak diterjang banjir rob akibat gelombang pasang dan angin kencang serta banjir bandang.
Di wilayah pedalaman Pulau Adonara seperti Kecamatan Adonara Barat dan Adonara Tengah pun mengalami hal yang sama.
Tanaman rakyat rusak dan hanyut terbawa banjir bandang. Jalanan putus tertutup material longsor, meski kini sudah dibuka secara swadaya oleh masyarakat dibantu alat berat milik Pemda Flotim.
Kalau jalan-jalan ke pedalaman Adonara Tengah dan Barat, dengan mudah ditemukan puluhan titik longsor di wilayah gugusan perbukitan Seburi. Dinding-dinding bukit yang harusnya ditumbuhi pepohonan rindang kini tampak “luka menganga” dimana-mana.
Kondisi ini harus mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Kita dituntut untuk harus memikirkan langkah-langkah untuk mencegah banjir dan longsor susulan di tahun-tahun yang akan datang.”
“Meski tidak semua bencana yang terjadi ini akibat ulah manusia, tapi sudah saatnya kita harus melakukan refleksi, bagaimana alam ini selayaknya diperlakukan,” ungkap Bravo, pemuda desa Kiwangona lainnya.