Lewoleba – Para penyintas di Lembata tengah memasuki fase pemulihan sejak banjir bandang dan longsor menghantam wilayah ini akibat siklon tropis seroja pada Minggu (4/4) lalu. Mereka juga mendapatkan bantuan stimulan pendanaan sebesar Rp 732 juta yang disalurkan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
Sejak 16 April lalu, Plan Indonesia bergerak bersama pemerintah dan relawan setempat untuk membantu pemulihan warga di Lembata, khususnya bagi anak-anak dampingan (sponsored children) dan keluarganya.
Bantuan ini diberikan melalui pendanaan sebesar 69.201 Euro (sekitar Rp 1,2 miliar) dari START Fund–konsorsium internasional yang terdiri dari 42 lembaga nonprofit yang bergerak untuk memperkuat sistem bantuan kemanusiaan, serta melalui Pendanaan sponsorship Plan International dan local fundraising.
Dari jumlah Rp 1,2 miliar yang diperoleh dari START FUND, Plan Indonesia menyalurkan bantuan dalam beberapa tahapan, termasuk dengan mendistribusikan Cash Voucher Assistance atau bantuan nontunai sebesar Rp 732.000.500 untuk 610 keluarga terdampak pada 14 desa di Lembata.
Metode bantuan nontunai disalurkan dalam bentuk tabungan harian sebesar Rp 1.200.000 per keluarga. Bantuan ini bisa segera diambil dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, atau disimpan dalam Koperasi Ankara, sebagai Simpanan Bunga Harian (Sibuhar).
Selain memberikan bantuan nontunai, Plan Indonesia turut membantu mendukung proses pemulihan masyarakat di Lembata melalui bantuan material dan dukungan psikososial.
Di antaranya, dengan mendirikan 30 pos Cuci Tangan Pakai Sabun, memberikan dukungan psikososial ke 9 titik pengungsian, menyalurkan 750 paket hunian darurat dan manajemen kebersihan menstruasi, juga memberikan 1.221 perlengkapan sekolah bagi anak dampingan Plan Indonesia.
Bantuan ini pun segera dipergunakan oleh keluarga penyintas untuk melanjutkan hidup secara berdaya di Lembata. Misalnya, oleh Yuyun (39 tahun), yang rumahnya sempat terendam banjir imbas badai siklon tropis Seroja. Menurut Yuyun, ia akan menggunakan bantuan dari Plan untuk membangun rumahnya.
“Saya sangat berterima kasih atas bantuan ini. Plan Indonesia membantu meringankan beban kami, sehingga kami akan memanfaatkan bantuan ini dengan baik. Saya berencana untuk membeli bahan-bahan pembuatan pondok,” ungkapnya kepada tim Plan Indonesia, saat ditemui di lapangan beberapa saat lalu.
Sementara, Shinta (14 tahun), anak dampingan Plan Indonesia, merasa terbantu dengan bantuan yang diterimanya, mulai dari masa awal pandemi COVID-19, masa erupsi gunung Ili Lewotolok, hingga ketika banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Lembata.
“Plan Indonesia mendukung kami dengan memberikan paket kebersihan, paket hunian berupa tikar, selimut, perlatan mandi, dan lain-lain. Terima kasih banyak,” ujarnya.
Sejak awal April 2021, Plan Indonesia konsisten memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dampingan, khususnya anak perempuan, dan keluarga yang terdampak.
Sebelumnya, Plan Indonesia telah mendistribusikan sebanyak 370 paket hunian darurat dan paket manajemen kebersihan menstruasi kepada anak dan keluarga terdampak, sekaligus menggalang dana melalui platform kitabisa.com/bantuanlembata dan benihbaik.com/bantuanlembata.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, Plan Indonesia mengutamakan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak-anak dan keluarga penyintas dalam setiap proses tanggap darurat.
Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan.
“Plan Indonesia mendukung penuh upaya pemerintah dalam melakukan respons bencana yang terjadi di Lembata, dukungan itu kami lakukan untuk semua masyarakat yang terdampak termasuk kebutuhan spesifik anak perempuan dan remaja perempuan,” kata Nasrus Syukroni, Emergency Respons Specialist Plan Indonesia.
“Sejauh ini kami melakukan respons dengan fokus di beberapa sektor, seperti: Pendidikan dalam situasi darurat, perlindungan anak di situasi darurat, promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dukungan saran Cuci Tangan Pakai Ssabun (CTPS), pembagian perlengkapan hunian darurat, yang tersebar di 16 desa terdampak. Dukungan kemanusiaan tersebut terus akan kami koordinasikan dan informasikan kepada Posko Utama dan klaster penanggulangan bencana yang diaktivasi di Kabupaten Lembata,” pungkasnya. (Red)