Manusak – The Samdhana Institute bersama Yayasan Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) menggelar workshop Jejaring Pemimpin Muda (Perempuan) Inspiratif NTT (Inspirasi) di Sekolah Alam Manusak, Kabupaten Kupang selama dua hari sejak Kamis, 09 Juni hingga Sabtu, 10 Juni 2022.
Perwakilan peserta dari beberapa komunitas yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di NTT, tampak antusias mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan yang mengusung tema “Bermimpi dan Berjejaring : Tumbuh Bersama Memberi Dampak” ini, bertujuan membangun jejaring calon pemimpin muda inspiratif NTT yang selama ini berkiprah di berbagai komunitas termasuk difable.
Workshop ini dikemas dalam nuansa yang penuh keakraban, dimana beberapa sesi diisi dengan presentasi dan perkenalan dari masing-masing perwakilan komunitas dan di sesi lain ada sharing bersama juga outbond.
Direktur Yayasan Rumah Solusi Beta Indonesia (RSBI) Yahya Ado mengatakan, workshop ini merupakan wujud dari mimpi bersama The Samdhana Institute sejak tiga bulan lalu.
Mereka bermimpi ingin menghimpun calon pemimpin muda potensial di NTT untuk berjejaring.
“Kita melihat orang-orang hebat ini berjejaring, ketemu dimana lalu memberikan dampak bagi pembangunan di daerah ini,” kata pendiri Sekolah Alam Manusak ini.
Yahya percaya perwakilan komunitas dengan latar belakang aktivitas sosial yang berbeda-beda, akan mampu membangun jaringan untuk tumbuh bersama dengan baik. “Semua orang bisa berbagi di sini,” ucap Yahya.
Kepala Program Pengembangan Kapastias Mitra (Head of Capdev Program) The Samdhana Institute, Ita Natalia mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh kepada para pemimpin muda dan perempuan NTT dalam menyikapi perubahan iklim untuk pembangunan di NTT.
The Samdhana Institute juga mendorong semua orang untuk berpikir setara dan inklusi dalam menyikapi perubahan iklim.
“Kami sadar spirit nama Samdhana itu artinya peace, damai. Jadi kedamaian di bumi ini bisa kita wujudkan kalau orang-orangnya saling menghormati, menghargai dan mencintai,” kata Ita.
Disamping itu, Ita menekankan seorang pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang mampu melindungi anak-anak di zamannya. Oleh karena itu, dia mengajak semua pemimpin dari komunitas ini untuk mulai mengembangkan diri dalam menghentikan segala tindakan ketidakadilan.
“Harapan kita itu bisa kita jawab kalau kita punya pemimpin muda yang visioner, yang berpikir jauh untuk melindungi anak-anak mudanya. Kita harus menjadi champion untuk menghentikan segala tindakan tindakan ketidakadilan terhadap sesama dan alam,” ujarnya.
Perwakilan workshop ini berasal Komunitas Sanggar Alegra dan Komunitas Petani Milenial dari Lembata, Komunitas Suara Perempuan Alor (Super) dan Komunitas Gereja Tangguh Bencana dari Alor, Komunitas Baca Mataleza dan Yayasan Lumbung Kreatif Inofatif dari Nagekeo, Komunitas Remaja Mandiri dan Komunitas Maiziru Managemenet dari Ende, Komunitas PAPHA dari Sikka, Komunitas Pustaka Bambu dari Flores Timur, Komunitas Embun Mollo dari TTS, dan Komunitas Rumah Mentari dan Adventure Inklusi dari Kota Kupang, serta Komunitas Soke dan Sekolah Alam dari Kabupaten Kupang. ***