Loyobohor – Pesta demokrasi pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak sekabupaten Lembata telah memasuki tahap pendaftaran. Yosafat Loyobohor pun ikut mengambil bagian dalam ajang Pilkades serentak kali ini.
Kepada BentaraNet, calon Kepala Desa Loyobohor ini mengatakan, menjadi kepala desa bukan cara atau lahan untuk mendapatkan penghasilan tetapi bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk sebuah perubahan.
“Kita maju ini bukan punya tujuan untuk mendapatkan penghasilan tetapi bentuk pengabdian untuk Leu Awu’ sehingga ada perubahan ke depan,” kata pria yang akrab disapa Falo ini pada Kamis (16/9/2021).
Belakangan ini, setekah berkomunikasi dengan orangtua dan tokoh adat setempat, ia merasa terpanggil untuk mengabdi dan mengatur Leu Awu’ agar Leu Awu’ sedikit berubah dalam masa jabatannya jika dia terpilih.
“Hasil komunikasi dengan orangtua semua bahwa kita juga punya rasa untuk mengabdi terhadap Leu Awu’, bukan soal pendapatan.”
“Soal pendapatan upah minimum seorang kepala desa itu palingan dua juta lebih. Pendapatan itu, saya sendiri sebagai seorang wirausaha itu 5 atau 6 kali lipat. Jadi bukan upah kepala desa yang diharapkan tetapi pengabdian,” ucapnya.
Menurutnya, terobosan-terobosan baru diperlukan untuk penataan birokrasi di desa, maupun hal lain yang lebih maksimal agar semua aparat bekerja sesuai tupoksinya.
“Regulasi tidak mengatur soal pergantian, tetapi minimal ada kros antara yang satu dengan lainnya sesuai tupoksinya,” kata Falo.
Ia menambahkan terbentuknya Bumdes menjadi mimpi pertamanya memajukan desa, agar ekonomian masyarakat dapat berjalan dengan baik.
“Dengan adanya Bumdes, maka dengan sendirinya dana desa yang masuk bisa kita lakukan penyertaan modal ke Bumdes untuk memfasilitasi kegiatan dan merubah perekonomian yang ada di desa,” ujarnya.
Ia pun berharap agar semua bakal calon tetap menjaga situasi politik di desa dan lebih mengedepankan ide atau gagasan untuk membangun sebuah desa.
“Saya juga berharap agar semua bakal calon yang mencalonkan diri tetap menjaga situasi politik di desa. Kita hanya perang gagasan dan jangan saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain. Semuanya adalah putra terbaik di desa. Kita serahkan semuanya kepada masyarakat yang menentukan,” tutup Falo. (Red)