• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Sunday, October 19, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home BudPar

200 Ekor Tukik Dilepas di Pantai Riangdua, Ado Nunang : Stop Berburu Penyu

by BentaraNet
in BudPar
0

Wisatawan melepas tukik di Pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata / Foto : BentaraNet

0
SHARES
141
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bour – Komunitas Sahabat Penyu Riangdua (Sapurindu) kembali merilis 200 ekor tukik atau anak penyu jenis lekang ke laut, di pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Minggu, 05 Juni 2022 sore.

Pelepasan tukik ini disaksikan puluhan wisatawan yang datang ke pantai Riangdua. Mereka tampak bahagia menyaksikan bagaimana tukik-tukik ini bergerak ke laut mengikuti arah suara deburan ombak selat Boleng.

Beberapa di antara mereka sempat foto bersama tukik yang mereka pegang. Anggota Sapurindu, Ado Nunang mengatakan, pelepasan tukik setelah penetasan semi alami ini merupakan upaya menyelamatkan penyu yang terancam punah.

Dia mengatakan, sejak penetasan semi alami dilakukan pada 2016 lalu, Sapurindu telah merilis lebih dari 30.000 anak penyu.

“Hingga 2022 ini (tukik) yang sudah kita rilis ke laut itu sekitar 30.000. Itu yang kita selamatkan,” kata Ado.

Ado menjelaskan saat bertelur di darat atau di sepanjang pesisir pantai, telur penyu menghadapi berbagai predator seperti burung elang dan kepiting juga manusia yang menjadi predator yang paling berbahaya.

RelatedPosts

No Content Available

Sementara itu di laut, meski sudah dirilis, tukik-tukik ini masih juga menghadapi predator di dalam laut.

“Ini yang jadi alasan kenapa kita melepas tukik saat sore hari sekitar pukul 16.00-17.30. Di jam ini biasanya predator seperti ikan-ikan besar tidak terlalu aktif,” kata Ado.

Setiap malam, Ado bersama beberapa anggota Sapurindu lainnya menyisir pantai dari Loang, Kecamatan Nagawutung hingga Riangdua, Kecamatan Nubatukan.

Koordinator Sapurindu Polikarpus Bala menjelaskan penetasan tukik secara alami kepada anak-anak dan wisatawan di Pantai Riangdua / Foto : BentaraNet

Bila menemukan ada penyu yang bertelur, mereka akan memindahkan telur ini ke tempat penetasan semi alami di pantai Riang Dua.

Setelah melewati masa inkubasi sekitar 40-60 hari di penetasan semi alami, telur penyu ini akan menetas. Setelah menetas, anak-anak penyu ini langsung dirilis ke laut.

Ado menejelaskan, di Kabupaten Lembata terdapat tiga jenis penyu yakni sisik, lekang dan hijau. Penyu-penyu ini terancam punah akibat perburuan selama ini oleh manusia, juga ancaman predator lainnya.

“Ini yang jadi alasan kenapa kami selalu berupaya untuk menyelamatkan penyu-penyu ini. Penyu ini kan termasuk hewan yang dilindungi,” ungkapnya.

Ado mengimbau seluruh masyarakat Lembata agar menjaga kelestarian penyu yang ada di Lembata.

Selain menjadi salah satu daya tarik wisata, kepedulian terhadap penyu juga dapat menyelamatkan hewan purba yang masih bertahan di muka bumi ini.

“Saya minta kepada seluruh masyarakat Lembata untuk stop berburu penyu, stop menangkap dan mengambil telur penyu. Karena penyu sekarang sudah dalam kondisi terancam punah,” pungkas mantan pemburu penyu ini. ***

Tags: Sapurindusave turtleSayang
Next Post

Gempur Sampah di Paris, DLH Gandeng Kodim 1624/Flotim, OMK Rowido dan Trash Hero

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

6 hours ago

Dukung Swasembada Pangan, Pempus Alokasi Anggaran 21 M untuk Nagekeo

17 hours ago

Harga Bawang di Nagekeo Relatif Stabil

22 hours ago
Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq memantau anakan jambu mente di kompleks manajemen PT TTI, desa Waibao, Flores Timur / Foto : Humas Pemda Lembata

Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

2 days ago

Semarak Hari Santri 2025, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyah Mbay Gelar Berbagai Perlombaan

2 days ago
Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

2 days ago

Bupati Nagekeo Hadiri Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur

2 days ago

Popular News

  • Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Nagekeo Hadiri Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • CV Dakara Prima Bantah Tuduhan Camat Nubatukan soal Pengelolaan Taman Ria Swaolsa Tite

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In