LEMBATA – Setelah berlangsung selama empat hari, Festival Lamaholot di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur berakhir dengan kekecewaaan para UMKM yang berasal dari Kabupaten Flores Timur, Alor dan Sikka.
Penutupan festival pada Sabtu (19/10) malam ini diwarnai kejadian tidak elok, perampasan kursi oleh orang yang mengaku sebagai vendor Festival yang digelar pantai Harnus, Kota Lewoleba.
Padahal, kursi tersebut sedang digunakan oleh peserta pameran dan pengunjung stand. Sontak saja, peserta pameran UMKM dari kabupaten tetangga sangat kecewa. Mereka menyalahkan panitia festival yang dinilai tidak siap sebagai penyelenggara.
Saat itu kegiatan pameran masih berlangsung dan pengunjung masih ramai mendatangi sejumlah stand pameran. Tiba-tiba datang sekelompok orang yang mengaku sebagai vendor kemudian mengambil seluruh kursi yang sedang digunakan peserta pameran maupun pengunjung stand pameran.
Orang yang mengaku sebagai vendor dalam kegiatan festival Lamaholot itu mengaku akan mengemas seluruh perlengkapan yang disediakan. Padahal kegiatan pameran masih berlangsung.
Salah satu peserta UMKM Kopi asal kabupaten Flores Timur menyesalkan tindakan vendor yang dinilainya berlebihan. Bahkan peserta pameran itu menyayangkan staf Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata yang tidak berdaya menghadapi vendor.
“Kenapa hanya pengunjung kami yang diambil kursinya, coba ambil kursi yamg sedang di pakai wisatawan mancanegara juga. Inikah yang dibilang sukses penyelenggaraan? Kalau panitia tidak siap jangan undang kami,” ujar salah seorang peserta Festival Lamaholot dengan kesal.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata, Antonius Lebuan belum mengonfirmasi mengapa vendor nekat merusak suasana festival dan pameran itu.
Festival Lamaholot merupakan even tahunan yang melibatkan pemerintah tiga kabupaten yakni Flores Timur, Lembata dan Alor. Di tahun 2024, Kabupaten Lembata didaulat menjadi tuan ruma envent yang masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) ini.
Sayangnya, penyelenggaraan event ini sering diwarnai situasi yang selalu mengecewakan peserta event. Para pelaku UMKM dari Lembata, Flotim dan Alor meminta Pemda Lmebata untuk perlu mengevaluasi secara dalam event kali ini.
Menurut mereka, event ini tidak berdampak bagus terhadap pertumbuhan UMKM jika dikemas secara tidak profesional oleh pemerintah. (BN/001)