Lewoleba – Data Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Lembata per Desember 2022 menunjukan, saat ini sebanyak 112 koperasi yang tersebar di Lembata.
Meski demikian dari jumlah ini, hanya ada 53 koperasi yang masih aktif dan berjalan dengan baik. Sedangkan 59 lainya tidak aktif atau mati suri.
Kepala Bidang Koperasi pada Diskoperindag Kabupaten Lembata, Yono Lalang, menjelaskan, selain pengelolaan yang tidak profesional, koperasi yang mati suri ini juga disebabkan karena kredit macet dari anggota.
Apalagi, menurutnya, sebagian besar kopersi di Lembata merupakan kopersi simpan pinjam. Tidak heran jika koperasi di Lembata banyak yang mati suri karena kredit macet anggota.
Pengalaman ini menurutnya harus menjadi pelajaran berharga bagi manajemen koperasi untuk memikirkan langkah strategis memberdayakan anggota.
Yono mengatakan agar bisa bertahan, koperasi di lembata harus bergerak di sektor riil dalam upaya memberdayakan anggota.
“Koperasi yang lama atau pun baru lebih fokus pada sektor riil, terhadap infrastruktur yang sudah dibangun,” ucap Sandro.
Apalagi menurutnya, koperasi ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi.
Dia menyebut selain pengurus pengawas dan anggota, terobosan di sektor riil juga menjadi salah satu kekuatan yang bisa menopang koperasi untuk terus tumbuh bagi masyarakat.
“Dengan pengalaman itu, penekanan saya, doronglah usaha di sektor riil. Karena dari 112 koperasi yang ada itu 90 lebih persennya simpan pinjam.Sekor riil sisa 10 persen. Hari ini yang aktif 53,” kata Yono.
Menurut Yono, koperasi yang bergerak di sektor riil juga bisa mampu membangun ketahanan ekonomi di tengah terpaan krisis dan ancaman resesi ekonomi.