• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Sunday, September 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home TTS

Fetor Moy, Bocah 4 Tahun yang Jadi Motivasi Bagi Penyandang Disabilitas

by Joe Kikhau
in TTS
0

Fetor Moy (digendong Ibunya) berpose bersama aparat desa dan pengurus KIPDA TTS di Kantor Desa Kolbano (Foto: Joe Kikhau/BentaraNet)

0
SHARES
554
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SoE – Beberapa bulan terakhir, penyandang disabilitas di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mendapatkan perhatian ekstra dari Komite Penyandang Disabilitas (KIPDA) Kabupaten TTS.

Organisasi yang mempertemukan para penyandang disabilitas dan pemerhati kaum disabilitas untuk memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas ini, aktif melakukan kunjungan ke kecamatan untuk bersilaturahmi.

Selain melihat secara langsung serta mendapatkan data yang valid terkait jumlah penyandang disabilitas di setiap desa, kunjungan itu juga dimanfaatkan untuk saling berbagi dan memberi motivasi.

KIPDA TTS dalam setiap kunjungan juga memberikan bingkisan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, terutama dalam upaya memerangi pandemi Covid-19.

Kunjungan ke Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Selasa (27/10/2020) tampak berbeda dari biasanya. Kali ini, turut serta dalam rombongan KIPDA TTS, Melkior Rafael Ebenheser Fallo, putra dari pasangan Febry Chr. Fallo dan Erna Manafe.

Fetor Moy sapaan akrab putra bungsu dari 5 bersaudara itu tidak dapat menikmati kehidupan layaknya anak seusianya. Fetor yang kini berusia 4 tahun itu mengalami hambatan sejak lahir.

RelatedPosts

Mampukah Perda No 6 Tahun 2022 Dorong Kebijakan Pemda Lembata untuk Kaum Difabel?

Mampukah Perda No 6 Tahun 2022 Dorong Kebijakan Pemda Lembata untuk Kaum Difabel?

April 25, 2023

Vaksinasi Covid-19, Buah Cinta PKK NTT Bagi Penyandang Disabilitas dan Ibu Hamil

September 15, 2021

Fetor tidak bisa duduk sendiri apalagi berjalan. Setiap hari, Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Kondisi itu memaksa kedua orang tuanya selalu bergantian menggendong sang buah hati.

Bagi pasangan ini, kondisi putra bungsu mereka bukanlah aib yang harus disembunyikan. Mereka bersyukur dan menerimanya sebagai berkat Tuhan.

“Kondisi anak saya bukanlah aib, tetapi ini adalah berkat bagi kami. Melalui adik Fetor kami bisa bertemu banyak orang dan bisa berbagi,” ujar Ibunya yang menjabat sebagai Sekretaris KIPDA TTS.

Erna sengaja membawa Fetor meski harus menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dari SoE ke Kolbano, agar masyarakat di Desa Kolbano, bahkan di TTS yang memiliki keluarga difabel dapat menerima kondisi itu dan mensyukurinya.

Sampai saat ini, Fetor masih tetap menjalani terapi. Upaya itu dilakukan keluarga karena kecintaan terhadap Fetor. Hal inilah yang ingin ditularkan oleh KIPDA TTS kepada semua penyandang disabilitas dan juga keluarga penyandang disabilitas.

“Kalau bisa berobat, berobat saja. Jangan malu dengan kondisi anak kita yang disabilitas. Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua ini,” kata Erna menguatkan.

Fetor pada kesempatan itu bertemu 2 orang penyandang disabilitas yang memiliki jenis hambatan yang sama dan usia mereka pun hampir sama. Orang tua Fetor pun bercerita dengan keluarga mereka dan menyarankan agar mereka diterapi setiap pagi.

Kaum Disabilitas Punya Hak dan Kewenangan yang Sama

Ketua KIPDA TTS, Imenuel Nuban di hadapan masyarakat Desa Kolbano yang dominan merupakan keluarga penyandang disabilitas menegaskan, kaum disabilitas punya hak dan kewenangan yang sama seperti orang-orang normal.

Meski berkebutuhan khusus, Ima mengatakan, penyandang disabilitas harus mendapatkan pengakuan, penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak mereka.

“Saat ini DPRD Kabupaten TTS sedang mengodok Ranperda terkait Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Kabupaten TTS,” ujar Ima.

Jika Ranperda itu sudah ditetapkan dan diikuti dengan aturan turunannya, maka penyandang disabilitas di Kabupaten TTS sudah dilindungi oleh Undang-Undang.

Selama ini, Undang-undang yang mengatur tentang kaum disabilitas yakni Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 yang merupakan perjuangan penyandang disabilitas untuk mendapatkan pengakuan sekaligus menjamin tidak ada lagi stigmatisasi dengan diksi ‘cacat’.

Ima berharap, penyandang disabilitas di Desa Kolbano yang saat ini tercatat sebanyak 42 orang, tidak menyerah dengan keadaan, namun harus terus berusaha untuk dapat hidup mandiri.

“Kita kaum difabel ini bukan kaum yang harus dikasihani dan harus selalu bergantung pada orang lain. Kita harus berusaha agar dengan kondisi kita seperti ini, kita dapat menjadi berkat bagi orang lain,” jelasnya.

Sementara itu, Erna Manafe menekan terkait masalah-masalah yang sering menimpa kaum disabilitas. Penyandang disabilitas sangat rentan terhadap kasus-kasus seperti kekerasan fisik, bahkan kekerasan seksual.

“Kami minta pemerintah desa dan juga masyarakat agar kita menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyandang disabilitas,” ujarnya.

“Susah banyak terjadi kasus kekerasan seksual terhadap penyandang disabilitas dan pelakunya itu orang dekat. Bisa saja saudara, tetangga bahkan ayah kandung,” tambahnya.

Untuk itu, Ia meminta kerja sama dari semua pihak dalam memerangi kondisi ini. Sebab jika dibiarkan, akan muncul banyak kasus dan kaum disabilitas tidak akan pernah dihormati.

Masyarakat Termotivasi

Kehadiran KIPDA TTS di Desa Kolbano diakui membawa semangat baru bagi keluarga dan juga penyandang disabilitas. Hal itu diakui oleh Kepala Desa Kolbano, Yustus Taopan. Menurutnya, pengurus KIPDA TTS menjadi contoh yang baik dan patut diikuti oleh masyarakatnya.

“Ini sebagai motivasi bagi bapa mama sekalian,” ujar Yustus.

“Mereka datang bukan (hanya) untuk memberikan bantuan, tapi mereka datang untuk menjadi contoh bahwa mereka yang punya hambatan melihat juga bisa beraktivitas,” tambahnya.

Menurutnya, masyarakat Desa Kolbano patut bersyukur dan berterima kasih dengan kehadiran KIPDA TTS yang bisa memberikan semangat baru bagi masyarakat terutama yang punya keterbatasan.

Ia menilai, penyandang disabilitas bisa menjadi orang-orang yang produktif dalam berbagai hal, apabila mereka ditopang dengan bekal pengalaman yang cukup.

“Agar para penyandang disabilitas dapat hidup mandiri, perlu adanya berbagai pelatihan, sehingga mereka punya tambahan pengetahuan untuk bisa menjadi orang-orang produktif,” ujarnya.

Tags: Kaum Difable
Next Post

Tingkatkan Kapasitas Pengurus, BUMDes Pruda Gelar Pelatihan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Cegah HIV/AIDS di Lembata, Plan Indonesia Dorong Kolaborasi Sekolah, Desa & Pemda

Cegah HIV/AIDS di Lembata, Plan Indonesia Dorong Kolaborasi Sekolah, Desa & Pemda

3 days ago

Tim SAR Temukan 1 Korban Banjir Bandang di Mauponggo

3 days ago
Polres Lembata Wawancarai Ketua DPD PAN Terkait Persiapan HUT ke-27

Polres Lembata Wawancarai Ketua DPD PAN Terkait Persiapan HUT ke-27

4 days ago

Korban Banjir Bandang di Mauponggo Bertambah 3 Orang. Total 10 Orang Korban

4 days ago

Kampus INF Nagekeo Kirim Relawan Bantu Pencarian Korban Banjir di Mauponggo

4 days ago

TNI Bantu Pencarian 4 Korban Banjir Bandang di Mauponggo

4 days ago

Banjir Terjang Mauponggo: 3  Meninggal Dunia 4 Hilang

4 days ago

Popular News

  • Breaking News: 4 Kepala Keluarga di Desa Aewoe Mauponggo Masih Terjebak Banjir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban Banjir Bandang di Mauponggo Bertambah 3 Orang. Total 10 Orang Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Persebata Tolak Tawaran Akuisisi Rp 1,5 Miliar, Pilih Jaga Nama Lembata dan NTT di Liga 3

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rapat Audiens Bersama Formalen di DPRD Lembata Ricuh, John Batafor Hardik Ciku Namang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kampus INF Nagekeo Kirim Relawan Bantu Pencarian Korban Banjir di Mauponggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TNI Bantu Pencarian 4 Korban Banjir Bandang di Mauponggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In