Lewoleba – Setelah sukses menggarap Bajo 1, Komunitas Ruang Seni Pertunjukan Lembata mengikuti seleksi pembiayaan dari Pusat Pengembangan Film (Pusbangfilm) Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia untuk produksi film Bajo 2.
Namun Ruang Seni Pertunjukan belum mendapat kesempatan pembiayaan produksi film yang mengisahkan peradaban masyarakat suku Bajo di Lembata ini dari Pusbangfilm.
Meski demikian, Produser Bajo 2, Ricko Wawo mengatakan, film ini tetap akan diproduksi pada tahun 2021.
“Mulai hari ini kita sudah mulai berproses untuk pra produksi, oleh karena itu semua kru dan talent telah siap dengan semangat dan stamina yang fit untuk mulai bergerak,” kata Ricko saat Rapat Pra Produksi di Popis Studio, Lewoleba, Sabtu (26/6).
Ricko memastikan Komunitas Ruang Seni Pertunjukan membuka peluang kemitraan dengan pihak ketiga untuk kepentingan pembiayaan produksi film yang disutradarai Aldino Purwanto ini.
“Iya pasti, kami akan siapkan proposal penawaran dan kemitraan untuk pembiayaan produksi film ini. Jadi pihak manapun yang berminat dengan senang hati kami akan membuka peluang kerjasama ini,” ungkap jurnalis Harian Pos Kupang ini.
Selain pembiayaan sponsorship, Ruang Seni Pertunjukan juga mengupayakan dana swadaya dari anggota komunitas untuk memulai penggarapan film ini.
Tidak hanya itu, pembiayaan film ini juga bersumber dari pendapatan jasa dokumentasi even oleh anggota komunitas. Ricko menjelaskan, semangat anak-anak muda dalam komunitas ini menjadi energi positif untuk mewujudkan produksi film ini.
“Saya lihat teman-teman di Lembata yang masih muda ini punya semangat yang sangat tinggi. Mereka punya tanggungjawab yang luar biasa untuk menghidupkan iklim perfilman di Kabupaten Lembata,” ungkapnya.
Sebagai pengarah kreatif di Film Bajo 2, Aldino Purwanto mengungkapkan, keterlibatan dalam produksi film ini juga memberikan ruang bagi generasi muda Lembata untuk menyelami budaya dan sejarah peradaban masyarakat Lembata secara menyeluruh.
“Jika ini (film) berhasil, bukan tidak mungkin akan ada film-film dengan tema budaya dan sejarah Lembata yang kita garap,” ucap Aldino.
Mengenai progres, sutradara film Keru Baki ini mengungkapkan, proses penggarapan Bajo 2 sedang dalam tahap pra produksi.
“Setiap divisi sedang menyiapkan semua keperluan. Kru dan aktor dalam film ini sudah siap semua. Secara teknis kami optimistis film ini dapat kami garap dengan kemampuan personil yang ada sekarang,” kata Aldino.
Bahkan saat ini, lanjut Aldino, Divisi Penyutradaraan sedang dalam proses pendalaman karakter oleh aktor. “Untuk divisi penyutradaraan kita sedang dalam proses pendalaman karakter bersama aktor-aktor yang memerankan tokoh-tokoh di Bajo 2,” kata Aldino.
Film ini juga melibatkan sinematografer Lembata lainnya, Elmo Alessio. Kali ini Elmo Alessio yang merupakan sutradara Film Bajo 1 memegang posisi Direct of Photography (DOP) untuk menciptakan estetika visualisasi dalam film ini.
Bajo 2 merupakan kelanjutan dari film Bajo 1 yang tayang pada 18 Maret 2021 lalu. Film ini mendapatkan respon positif dan antusias yang sangat tinggi dari masyarakat di Kabupaten Lembata saat tayang perdana. (Red)