Lewotobi – Musim kemarau panjang berdampak pada minimnya keteraediaan air bagi sebagian bahkan seluruh masyarakat. Bagi masyarakat, kebutuhan akan air bersih menjadi modal utama menyokong keberlangsungan hidup dalam berbagai bidang.
Seperti halnya masyarakat di Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur (Flotim) yang mengalami kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih di musim kemarau, rasanya sangat sulit bagi mereka yang hidup di bawah kaki Gunung Lewotobi ini.
Demi memenuhi kebutuhan air, mereka memanfaatkan jaringan pipa air yang bocor yang melewati desa tersebut. Bagi mereka, hal ini dilakukan karena keadaan sudah mendesak.
Salah seorang warga Desa Lewotobi, Blasius Boli Witin, ditemui ketika sedang mengambil air di lokasi tersebut, Senin (5/10/2020), mengatakan, air yang mereka konsumsi sehari-hari berasal dari mata air dari Desa Hewa atas bantuan dari Wahana Visi Indonesia (WVI).
Jaringan pipa air tersebut hanya cukup untuk kebutuhan makan dan minum. Karena menurutnya, air itu juga dikonsumsi oleh masyarakat desa lain di sekitar.
“Kami mengambil air ini karena keadaan terdesak disebabkan kesulitan air pada musim kemarau. Air yang kami gunakan dari Hewa untuk konsumsi saja. Sedangkan untuk keperluan lai-lain tidak cukup,” kata Blasius.
Bagi Blasius, tidak hanya masyarakat di desa, minimnya ketersediaan ait juga berdampak dan merasahkan beberapa sekolah yang juga mengalami hal yang sama.
“Di sekolah juga susah air karena dari jaringan pipa air ini dipergunakan untuk desa Riangbaring, Lewotobi, Riangrita dan Lewoawang,” ungkap Blasius.
Dia berujar, persoalan kebutuhan air tersebut telah dibicarakan di tingkat kecamatan setempat agar dapat diatasi. “Persoalan ini sudah kita keluhkan ke tingkat komite air setempat untuk mendatangkan sumur bor,” pungkasnya.