Lewoleba – Kepergian almahrum Bupati Lembata, Eliyaser Yentji Sunur pada Sabtu (17/7/2021) meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Kabupaten Lembata. Tidak sedikit ungkapan duka cita berseliweran di media sosial sambil mendoakan almahrum.
Banyak pula yang mengenang saat-saat bersama ketika Bupati Lembata dua periode ini masih aktif memimpin Lembata. Satu di antaranya adalah Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Petrus Gero.
Petrus mengungkapkan ada banyak momen berharga yang dilewati bersama Yentji Sunur selama bersama-sama membangun Lembata baik di pemerintahan maupun di tubuh partai Golkar.
Satu hal yang paling diingat Petrus adalah saat almahrum menolak untuk disuntik vaksin Covid-19. Padahal ada begitu banyak pejabat di negeri ini termasuk Presiden Jokowi juga sudah menerima vaksin Covid-19.
“Ketika saya bicara tentang vaksin, “Pak bupati kenapa tidak divaksin?” Dia bilang begini, “Menjadi pemimpin itu kita mesti berikan masyarakat dulu yang pertama, kita nanti yang terakhir. Kan pak Ketua (DPRD Lembata) sudah ambil kesempatan di pertama jadi saya nanti yang terakhir saja.””
“Itu kata-kata yang saya masih ingat,” ungkap Petrus, usai upacara pemakaman Yentji Sunur di Kuma Resort, Desa Waijarang, Minggu (18/7/2021) lalu.
Bagi Petrus, apa yang diucap almahrum Bupati Sunur sarat guyonan. Tapi di balik itu, kalimat ini juga mengandung makna yang sangat dalam.
Petrus juga mengungkapkan bahwa Eliyaser Yentji Sunur merupakan sosok politikus yang cerdas dan pemimpin yang tegas dalam mempertahankan prinsip dan ide.
“Beliau ini figur yang baik dan tegas. Kalau dia punya pilihan sudah A ya A. Tapi bahwa ia lembut hati sebenarnya yah. Baik hati dan figur yang visioner. Ide-idenya sangat banyak, sangat berlian untuk bagaimana membangun Lembata,” kata Petrus.
Almahrum Bupati Lembata, Eliyaser Yentji Sunur di dalam catatan sejarah kepemimpinannya, menjadikan pariwisata sebagai leading sektor perkenomian.
Oleh karena itu, selama memimpin Lembata kurang lebih 9 tahun, dia mengarahkan kebijakan pembangunan pada sektor pariwisata.
Banyaknya protes dan kecaman, sering didemo, bahkan dilaporkan kelompok masyarakat Kabupaten Lembata ke aparat penegak hukum tidak menyurutkan semangatnya untuk membangun pariwisata.
Semua even yang digelar di Lembata selalu dijadikan olehnya sebagai momen untuk mempromosikan pariwisata Lembata. Satu di antaranya adalah perhelatan sepakbola terakbar di NTT, El Tari Memorial Cup (ETMC) 2021.
Untuk mewujudkan mimpi Lembata menjadi tuan rumah ETMC 2021, Bupati Sunur getol membangun stadion sepakbola yang kini jadi kebanggaan masyarakat Lembata, Gelora 99 di Desa Pada, Kecamatan Nubatukan.
“Hampir 10 bulan lagi menjelang masa berakhir tugasnya, dia juga masih memikirkan ide untuk bagaimana meresmikan stadion Gelora 99 sebagai buah tangan dia di akhir masa kepemimpinannya, karena ada kabar penundaan El Tari Memorial Cup,” ungkap Petrus.
Sayangnya, belum sempat meresmikan stadion ini, Bupati Sunur lebih dahulu dipanggil menghadap Sang Khalik. Yentji Sunur meninggal dunia di RS Siloam Kupang setelah beberapa hari dirawat karena terpapar Covid-19.
Selama masa kepemimpinannya, dia telah meninggalkan jejak-jejak pembangunan di sektor pariwisata.
Beberapa di antaranya yakni Bukit Cinta Lembata, Bukti Doa, Pantai Mutiara di Desa Waijarang, Pojok Cinta di Teluk Balauring, Kecamatan Omesuri dan Taman Wisata Wulenluo.
Dia juga meninggalkan jejak pembangunan di sektor pariwisata yang gagal di masa kepemimpinannya yakni mega proyek Kolam dan Jeti Apung di Pulau Siput Awololong yang kini dipindahkan ke Wulen Luo.
Proyek ini kini masih dalam proses penyidikan Bareskrim Polda NTT terkait dugaan korupsi.
Dibalik semua ini, almahrum Eliyaser Yentji Sunur tetap dikenang sebagai pemimpin Lembata dua periode. Atau mengutip Frederikus Wahon, Pemimpin Redakis Aksinews.id, Yentji Sunur dikenang sebagai ‘pemimpin yang fenomenal’. (Red)