• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Friday, October 17, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home BudPar

Gali Ratusan OPK, Kemendikbud Apresiasi Anak Muda Lembata

by Benki Assan
in BudPar
0
Gali Ratusan OPK, Kemendikbud Apresiasi Anak Muda Lembata
0
SHARES
129
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Lembata, Bentara.net. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mengapresiasi daya kenal anak muda Lembata akan kebudayaan Lembata. Pasalnya, puluhan anak muda Lembata berhasil mengidentifikasi ratusan produk kebudayaan lokal Lembata yang masuk daftar 10 kategori Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) hanya dalam tiga hari kegiatan. Sedikitnya 109 OPK dari berbagai kategori berhasil diidentifikasi saat kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL)yang digelar Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa & Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sebanyak 21 anak dari 12 desa se-Lembata terlibat dalam SLKL yang dilaksanakan di Desa Hoelea II Kecamatan Omesuri Kabupaten Lembata selama tiga hari (22-24 Juni 2023).

“ Proses sekolah lapang kearifan lokal di lembata ini sangat luar biasa, Ini di luar dugaan kami. Anak muda di sini sangat bersemangat. Mereka sangat kompeten sekali, kelihatan dari bagaimana pengenalan mereka akan budaya masing-masing. Hal ini terbukti dari kegiatan dengan waktu yang singkat saja, banyak keragaman obyek pemajuann kebudayaan yang teridentifikasi. Ini modal yang bagus dan berharap mereka nanti bisa menjadi agen untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan di tempat mereka masing-masing dan secara umum di Lembata, “ pungkas Yani Haryanto, Pamong Budaya Ahli Muda Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Haryanto sendiri sekaligus penanggungjawab kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal di Kabupaten Lembata.

Dari hasil penggalian data OPK, para Pandu Budaya Lembata ini berhasil mengumpulkan 109 OPK. Obyek Pemajuan Kebudayaan ini tersebar di 12 kampung adat di Lembata. Dari wilayah Ileape, ada kampung adat Lewuhala dan Lamariang. Di Nagawutung ada dari kampung adat Atawai. Kemudian Kampung Adat Lewo Ahar dari Atadei dan Kampung Adat Lewutung dari Lebatukan. Sisanya dari wilayah Edang yang meliputi kecamatan Omesuri dan Busarusi yakni  kampung adat Leulea, Leuhoe, Aliur, HOmat Matan, Wakio, Toul dan Lewutubung.

Tarian adat oleh Masyarakat Adat Leuhoe Desa Hoelea II Menyambut peserta Sekolah Lapang Kearifan Lokal gelaran Kemendikbud RI saat berkunjung ke Kampung Adat Leuhoe, Jumad petang(24/06). (Foto; Bentara.net)

Tak berhenti di situ, para pandu budaya juga menyeleksi OPK dari tiap kampung adat sebagai prioritas untuk dilakukan penelitian mendalam dan pendokumentasian selama tahun 2023. Sebanyak 21 OPK terpilih dan masuk beberapa kategori OPK. Kemendikbud sendiri sudah membuat 10 kategori OPK yakni Bahasa, adat istiadat, seni, permainan tradisional, olahraga tradisional, manuskrip, tradisi lisan, ritus, pengetahuan tradisional dan teknologi tradisional.

Dari total 21 OPK prioritas untuk pendokumentasian, kategori pengetahuan tradisional paling banyak dipilih yakni 5 OPK disusul 4 ritus, 4 teknologi tradisional, 3 tradisi lisan, dua OPK kategori seni dan 1 OPK kategori Olahraga Tradisional. Satu-satunya obyek pemajuan kebudayaan kategori olahraga tradisional yakni Nodi. Ini merupakan olahraga tradisional masyarakat kampung adat Lewuhala di Ileape. Nodi adalah olahraga tinju tradisional.

Sebelum identifikasi, para peserta dibekali sejumlah pengetahuan terkait kebudayaan Lembata baik kebudayaan masyarakat adat Lamaholot dan masyarakat adat Edang. Tentang budaya Lamaholot, para peserta yang akan nanti menjadi pandu budaya di tiap desanya ini, dibekali tentang Sistem Budaya Masyarakat Lamaholot oleh Agustinus Gehi. Sementara Krisantus Boro memaparkan tentang Lahir dan Mati sebagai orang Lamaholot. Sementara budaya Edang disampaikan oleh Yohanes Teheq dan Eman Ubuq. Yohanes Teheq memaparkan materi tentang Tradisi Lisan dan Pangan Lokal Edang, sedangkan materi “Kepercayaan Edang Wela dan Manifestasinya Dalam Hidup Beradat Komunitas Edang” dipaparkan oleh Eman Ubuq. Sementara narasumber dari Kemendikbud mendampingi para peserta tentang teknis penggalian data dan pendokumentasian OPK. Selain itu, para peserta juga belajar tentang Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Konsumsi Masyarakat Adat yantg disampaikan  Apol Mayan. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Lembata.***

RelatedPosts

Pertahankan Tanah Adat, Suku Kowalolong Lewoeleng Tempuh Jalur Hukum

May 25, 2022
Tags: Budaya LembataDirektorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat AdatKemendikbud Republik IndonesiaMasyarakat AdatMasyarakat EdangObyek Pemajuan KebudayaanPandu Budaya
Next Post
Esok KPK Panggil Menteri Pertanian, Berikut Tanggapan Presiden Jokowi

Kisah Pertemuan Tiga Presiden Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Semarak Hari Santri 2025, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyah Mbay Gelar Berbagai Perlombaan

6 hours ago
Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

6 hours ago

Bupati Nagekeo Hadiri Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur

6 hours ago

Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

6 hours ago

Asisten III Buka Kegiatan Baksos Para Dokter Gigi se-Flores Lembata

4 days ago

Wakili Pemda Nagekeo, Plt. Asisten  III Hadiri Misa Syukur Imam Baru, RP. Hilarius Piru, OCD

4 days ago

Bupati Nagekeo Membuka Kegiatan Lokakarya Refleksi Ekosistem Pendidikan

6 days ago

Popular News

  • Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satpol PP Goes To School, Pelajar Diajak Jadi Pelopor Kamtibmas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hujan Medali! Taekwondo Nagekeo Sabet 25 Medali di Ajang National Taekwondo Competition Komodo Open Labuan Bajo 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Nagekeo Hadiri Rapat Kedua Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Nusa Tenggara Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In