• About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise
Monday, October 20, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Bentara
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Bentara
No Result
View All Result
Home TTS

Seminar Proposal Disertasi, 2 Ketua Komisi DPRD Kabupaten TTS Soroti Pendidikan dan Kemiskinan

by Joe Kikhau
in TTS
0

Dua orang kandidat doktor, Marten Tualaka dan Uksam B Selan (keduanya berkemeja merah) foto bersama para sahabat sebelum ujian seminar proposal disertasi (Foto:Joe Kikhau/BentaraNet)

0
SHARES
294
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kupang – Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Uksam B Selan dan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten TTS, Marten Tualaka menyelesaikan satu tahap tugas akhir mereka sebagai kandidat doktor, yakni seminar proposal disertasi, Rabu (14/10/2020).

Sebagai kandidat doktor pada Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, keduanya menyoroti masalah pendidikan dan juga kemiskinan di Kabupaten TTS.

Ujian itu berlangsung dalam dua sesi yakni tatap muka dan juga online. Pada sesi ujian tatap muka, keduanya diuji oleh Prof. Maria Noach, Ph.D dan Dr. Zainur Wulla. Pater Gregorius Neonbasu menjadi co-promotor untuk kedua kandidat doktor ini. Sementara pada sesi ujian online keduanya diuji oleh Dr. Oditha Hutabarat, M. Th dan Dr. Radjiman Sitolu, M. Th.

Marten mengangkat judul disertasi ‘Sosok Kemiskinan dan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)’

Marten dalam pemaparannya mengatakan, selama ini ada begitu banyak program pembangunan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten sampai tingkat desa dengan anggaran yang cukup besar namun Kabupaten TTS masih tergolong miskin.

Menurutnya, tidak ada perubahan signifikan yang bisa merubah kondisi kehidupan masyarakat. Sehingga dari tahun ke tahun Kabupaten TTS tetap dilabeli kabupaten termiskin pertama di TTS.

RelatedPosts

Sekolah Diarahkan Isi Form Belanja, Ada Indikasi Kolusi Dinas PKO Sikka & Pengusaha

October 27, 2020

Seminar Nasional Bulan Bahasa Dorong Upaya Menghidupkan Kembali Eksistensi Budaya

October 24, 2020

“Sepertinya ada yang salah dengan kebijakan pembangunan sehingga tidak ada perubahan”, ujar Marten.

Ia juga menyoroti indikator dalam penentuan angka kemiskinan di Kabupaten TTS. Menurutnya, budaya orang Timor berbeda dengan orang Jawa. Untuk itu, indikator dalam menentukan kemiskinan tidak bisa disamakan.

Prof. Maria Noach,Ph.D menyarankan agar Marten mencari tahu apa penyebab masyarakat di Kabupaten TTS masih miskin.

“Cari tahu faktor apa yang membuat masyarakat masih tetap miskin. Karena anggaran yang dikucurkan setiap tahun itu sangat besar, tapi masyarakatnya tidak ada perubahan,” ujar Noach.

Sementara itu, Uksam mempertanggungjawabkan proposal disertasinya yang berjudul ‘Kontribusi Pendidikan Karakter bagi Generasi Milenial di Kabupaten Timor Tengah Selatan’.

Menurutnya, perkembangan teknologi yang semakin pesat, selain membawa banyak dampak positif, ada juga dampak buruk bagi generasi milenial. Dampak buruk itu, kata Uksam seperti kemudahan bagi generasi milenial dalam mengakses pornografi, pornoaksi, serta degradasi karakter.

Degradasi karakter dan ditopang oleh penyalahgunaan teknologi sering berujung tawuran, pergaulan bebas, hubungan di luar nikah hingga kasus pemerkosaan.

“Generasi milenial kehilangan identitas. Kalau dulunya anak-anak lewat di depan orang lain selalu bilang haim pal mis (bahasa Dawan : permisi), sekarang ini tidak ada lagi seperti itu,” ujar Uksam.

Ia menilai, dunia pendidikan saat ini belum mampu mengembalikan identitas diri para milenial. Dalam Kurikulum 2013 yang mensyaratkan pendidikan karakter, nilai-nilai yang harus menjadi acuan penilaian, menurut Uksam, masih ada beberapa nilai yang belum dimuat.

Salah satu nilai yang penting diajarkan adalah tentang kebudayaan. Uksam menguraikan, kebudayaan orang Timor mengajarkan etika bagi anggota masyarakat dan itu selalu dipegang teguh serta terus dilaksanakan oleh para orang tua terdahulu.

Masyarakat Boti di Kabupaten TTS, jelas Uksam, menjadi bukti nyata dari pelestarian budaya serta nilai dan norma-norma kehidupan orang Timor. Selama ini, masyarakat Boti hidup rukun dan damai serta tidak pernah terjadi kasus-kasus seperti yang terjadi pada kaum milenial saat ini.

Pada kesempatan itu, Dr. Zainur Wulla meminta Uksam untuk memfokuskan penelitiannya nanti pada pendidikan formal atau nonformal.

“Harus lebih spesifik, apakah penilitian di lembaga pendidikan formal atau nonformal. Kalau pada lembaga nonformal bisa meneliti tentang kehidupan masyarakat Boti, kemudian dibuatkan sebuah model pendidikan karakter yang mengambil nilai-nilai dari kehidupan masyarakat Boti yang bisa diterapkan pada pendidikan formal,” ujar Zainur.

Seusai seminar, kedua kandidat doktor itu akan memperbaiki proposal disertasi itu dengan memperhatikan masukan-masukan dari para penguji serta masukan dari co-promotor.

“Kita masih ada perbaikan lagi. Yang jelas kita ingin agar hasil penelitian kita nanti bisa menjadi acuan untuk melakukan perubahan di Kabupaten TTS,” ujar Marten.

Tags: Pendidikan
Next Post

35 Warga Waiblama Terima Ganti Rugi Pembangunan Bendungan Napung Gete

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

10 hours ago

Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

16 hours ago

Dukung Swasembada Pangan, Pempus Alokasi Anggaran 21 M untuk Nagekeo

1 day ago

Harga Bawang di Nagekeo Relatif Stabil

1 day ago
Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq memantau anakan jambu mente di kompleks manajemen PT TTI, desa Waibao, Flores Timur / Foto : Humas Pemda Lembata

Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

2 days ago

Semarak Hari Santri 2025, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyah Mbay Gelar Berbagai Perlombaan

3 days ago
Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

3 days ago

Popular News

  • Satu Rumah Warga Desa Nangadheo Ambruk Diterjang Angin Kencang, Empat Rusak Berat.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pelatihan Pemadam Kebakaran Penting Bagi Pelajar SD & SMP, Ini Penjelasan Yono Lalang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Rugi Rp 97,81 Triliun! Siapa Ambil Untung Dari Peredaran Rokok Ilegal di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Lembata Jajaki Kerja Sama Investasi Perkebunan Mente dengan PT Tigate Trees Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Nagekeo Rencanakan Bangun Holding Ground Ternak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LBH SIKAP Sarankan Aty Toja Tempuh Jalur Hukum, Soal Pemberhentian Dirinya Sebagai Kapus Loang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Kirim E-mail :

Untuk kritik, saran dan pertanyaan lainnya, silahkan kirim pesan anda untuk BentaraNet di bentara.redaksi01@gmail.com

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

About Us

Kami menyajikan berita akurat, mendalam dan edukatif untuk anda.

  • About
  • Redaksi & Contact
  • Advertise

© 2023 - Bentara.net

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • BudPar
  • Humaniora
  • Kesehatan
  • Pendidikan

© 2023 - Bentara.net

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In